Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani menegaskan bahwa mediasi merupakan bagian dari identitas negaranya, dan tidak ada yang bisa menghalangi Qatar untuk memainkan peran tersebut.
Pernyataan ini disampaikan pada Selasa, hanya beberapa jam setelah Israel melancarkan serangan terhadap para pemimpin Hamas di Doha.
Selama perang di Gaza, Qatar bersama Mesir dan Amerika Serikat menjadi mediator utama antara Israel dan Hamas. Namun, al-Thani menyatakan bahwa serangan Israel kali ini telah merusak upaya perdamaian.
Baca Juga: Harga Minyak Melonjak Setelah Serangan Israel Terhadap Qatar
“Qatar telah berupaya keras dan akan terus melakukan segala yang bisa dilakukan untuk menghentikan perang di Gaza. Tetapi, setelah serangan hari ini, saya rasa tidak ada negosiasi yang valid saat ini,” ujarnya dalam konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Doha.
Ia menuding Israel sebagai pihak yang menyabotase peluang perdamaian dan menuding Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan praktik “terorisme negara.”
Netanyahu membela serangan itu sebagai tindakan “sepenuhnya dibenarkan” setelah adanya serangan di Yerusalem serta tewasnya empat tentara Israel di Gaza.
Baca Juga: Sekjen PBB Murka! Israel Langgar Kedaulatan Qatar, Serang Juru Runding Hamas
Menurut al-Thani, pejabat AS baru memberi tahu Qatar mengenai serangan Israel sepuluh menit setelah serangan dimulai. Ia menyebut serangan tersebut sangat berbahaya dan menegaskan Qatar berhak memberikan tanggapan.
“Qatar akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk merespons serangan terang-terangan ini,” kata al-Thani. I
a menambahkan, pemerintah telah membentuk tim hukum khusus untuk menyiapkan langkah-langkah resmi terkait serangan tersebut.