kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perebutan saham Yahoo makin panas


Jumat, 02 Desember 2011 / 10:35 WIB
Perebutan saham Yahoo makin panas
ILUSTRASI. Panca Mitra Multiperdana (PMMP) akan membangun pabrik menggunakan dana hasil IPO.


Reporter: Dyah Megasari, BBC, Bloomberg |

NEW YORK. Perebutan saham Yahoo semakin memanas. Berbagai perusahaan di bidan teknologi informasi (IT) dari berbagai seluruh dunia bersaing ketat agar bisa menggenggam saham Yahoo.

Kemarin, harga saham Yahoo melonjak setelah muncul laporan bahwa kelompok bisnis China yaitu Alibaba menyatakan akan menggandeng mitra strategis. Menggandeng Blackstone dan Bain Capital, Alibaba menyatakan siap mengambil alih saham perusahaan mesin pencarian internet pesaing Google.

Pada perdagangan Kamis di bursa teknologi Nasdaq, Yahoo langsung melejit hingga 3,3%, bahkan sempat menyentuh level 4,8%. Beberapa kabar yang beredar dan belum dikonfirmasi menyatakan konsorsium Alibaba kemungkinan berani membeli dengan harga US$ 20 per lembar saham.

Nilai itu jauh di atas harga penutupan Nasdaq hari Kamis yang baru mencapai US$ 16,23. Jika benar, harga Yahoo mencapai US$ 25 miliar lebih tinggi dari nilai sahamnya yang saat ini sebesar US$ 20 miliar. Alibaba, yang merupakan perusahaan internet terbesar di China, mengatakan masih menimbang pilihannya.

Hubungan dengan Yahoo

"Alibaba Group belum memutuskan akan ikut menawar Yahoo," kata John Spelich, juru bicara Alibaba Group.

Alibaba sudah sejak lama dikaitkan dengan Yahoo, namun beberapa tahun terakhir hubungan dua pihak memburuk. Keduanya menyatu setelah Yahoo membeli 43% saham Alibaba tahun 2005 senilai US$ 1 miliar.

Namun kedua perusahaan ternyata kemudian justru berselisih paham sehingga Alibaba berupaya membeli kembali saham yang telah dijualnya pada Yahoo.

Hubungan dua perusahaan mencapai titik terburuknya tahun ini ketika Alibaba melakukan spin off terhadap unit usaha pembayaran online-nya, Alipay, sehingga tak bisa dijangkau Yahoo.

Yahoo menuding perusahaan China itu mencoba menyembunyikan fakta tersebut dari pihaknya. Alasannya, keputusan spin off sudah dibuat sejak Agustus 2010 namun Yahoo baru tahu bulan Maret lalu.

Pengamat mengatakan ketertarikan Alibaba terhadap Yahoo antara lain didasari oleh keinginannya untuk mendapatkan kembali kendali penuh atas perusahaannya .

"Alibaba jelas sekali berminat mendapat sahamnya kembali dari Yahoo, apa pun yang bisa dilakukan untuk itu, pasti akan dilakukan," kata Dick Wei, analis dari JP Morgan di Hong Kong.

Pasar melihat, Microsoft menjadi salah satu investor yang paling potensial untuk mengempit saham Yahoo. Perpaduan keduanya diperkirakan bisa membentuk sebuah ekosistem yang cukup tangguh.

Microsoft dan Yahoo sendiri tercatat mempunyai hubungan yang cukup baik. Pada tahun 2009 lalu keduanya telah mengumumkan kerja sama di bisnis pencarian (integrasi Bing), iklan online dan banyak lagi kerja sama lainnya.

Hal itulah yang membuat prediksi bahwa Microsoft memiliki kans yang lebih besar ketimbang calon investor lainnya.




TERBARU

[X]
×