Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
WASHINGTON. Perekonomian global kembali meredup. Bank Dunia memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi global setelah laju ekonomi negara emerging market seperti China dan Brasil menyusut lebih dalam dari proyeksi.
Bank Dunia memperkirakan, perekonomian global tumbuh 2,2% di tahun ini. Angka itu lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya 2,4%. Pada tahun lalu, ekonomi global tumbuh 2,3%.
Pemangkasan pertumbuhan ekonomi global juga mempertimbangkan kondisi di kawasan Eropa yang cenderung kontraksi. Sebaliknya, perekonomian Amerika Serikat dan Jepang tengah menanjak, yang ditopang program stimulus fiskal dan moneter di kedua negara itu.
Sejauh ini, Bank Dunia melihat perekonomian global secara perlahan mulai bangkit kembali. Namun, "Pemulihan itu masih meragukan dan tidak merata," tulis Bank Dunia seperti dikutip Bloomberg, Kamis (13/6).
Rencana Bank Sentral AS (The Fed) memangkas stimulus menyebabkan pasar finansial dunia bergejolak. Alhasil, nilai saham global telah menyusut lebih dari US$ 2,5 triliun sejak pertengahan Mei lalu. The Fed berniat memangkas nilai belanja aset dari semula US$ 85 miliar per bulan menjadi US$ 65 miliar per bulan. Keputusan ini mungkin akan diambil pada pertemuan Bank Sentral AS di bulan Oktober nanti.
"Dalam jangka pendek, jika pasar AS sedikit lebih menarik, maka akan ada pergerakan uang secara marjinal," ujar Kepala Ekonom Bank Dunia, Kaushik Basu. Namun dia tak berpikir fluktuasi ini akan terjadi selama dua bulan atau lebih.
Tahun depan, Bank Dunia mengestimasi pertumbuhan global mencapai 3%. Lebih rendah dibandingkan proyeksi di Januari sebesar 3,1%.
Sedangkan perekonomian AS diperkirakan tumbuh 2% pada tahun ini, naik dari proyeksi semula 1,9%. Sementara perekonomian di negara maju berpotensi tumbuh 5,1%, lebih rendah dari proyeksi awal di kisaran 5,5%.
Penurunan proyeksi yang lumayan tajam terjadi pada perekonomian negara-negara emerging market. Bank Dunia, misalnya, memangkas pertumbuhan ekonomi China menjadi 7,7% dari sebelumnya 8,4% sepanjang tahun ini. Adapun perekonomian India diprediksi tumbuh 5,7%, menyusut dari proyeksi awal 6,1%. Sedangkan ekonomi Brasil diprediksi meningkat 2,9%, lebih rendah daripada estimasi awal di posisi 3,4%.
Efek pemangkasan ekonomi global sejatinya bisa dinetralisasi dengan gairah ekonomi Jepang. Bank Dunia melihat ekonomi Jepang bisa tumbuh 1,4% pada tahun ini, naik dari estimasi awal 0,8%. Stimulus moneter dan fiskal turut menopang ekonomi Negeri Matahari Terbit.
Gubernur Bank of Japan (BoJ), Haruhiko Kuroda, sebelumnya mengatakan bank sentral tengah menimbang kebijakan memperpanjang tingkat suku bunga di level rendah. Selain itu, BoJ membuka peluang memperbesar pemberian stimulus.
Bank Dunia melihat kenaikan ekspor Jepang akan menguntungkan negara lain seperti Thailand dan Filipina, yang menyuplai suku cadang dan komponen untuk Jepang.