Sumber: TheIndependent.co.uk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
“Dalam tes ini, kami memaparkan mikroorganisme yang dikultur ke konsentrasi antijamur progresif untuk menentukan dosis terendah yang dapat menonaktifkannya,” jelas Colombo.
“Dalam kasus C auris yang ada dalam sampel yang baru-baru ini diisolasi di Salvador, misalnya, dosisnya harus empat hingga lima kali lebih besar daripada dosis yang digunakan untuk menonaktifkan isolat yang dibiakkan pada Desember 2020,” tambahnya.
Baca Juga: 3 Jamur warna hitam, putih, kuning intai pasien Covid-19
Mereka menemukan bahwa jamur mengembangkan modifikasi struktural dalam protein yang mengikat obat untuk menghambat sintesis dinding sel - sebuah proses yang merupakan kunci untuk kelangsungan hidupnya.
Para peneliti percaya upaya pengawasan untuk mendeteksi patogen yang dicurigai seperti itu di bangsal Covid harus ditingkatkan, bersama dengan penjagaan tingkat kebersihan yang lebih baik.