Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan, meskipun ada harapan kuat untuk vaksin virus corona baru, mungkin tidak akan pernah ada "peluru perak" untuk Covid-19.
Hingga Senin (3/8), lebih dari 18,14 juta orang di seluruh dunia terkonfirmasi telah terinfeksi virus corona dan 688.080 orang meninggal akibat penyakit Covid-19, menurut penghitungan Reuters.
Karena itu, WHO mendesak semua negara untuk secara ketat menegakkan langkah-langkah atau protokol kesehatan, seperti memakai masker, melakukan jarak sosial, mencuci tangan, dan pengujian virus.
Baca Juga: Kasus corona di Asia rekor, warning WHO: Pandemi akan terasa sampai beberapa dekade
"Pesan kepada orang-orang dan pemerintah jelas: Lakukan itu semua," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin (3/8), seperti dikutip Reuters. Ia menegaskan, masker harus menjadi simbol solidaritas seluruh dunia.
"Sejumlah vaksin sekarang dalam uji klinis fase tiga, dan kita semua berharap memiliki sejumlah vaksin efektif yang bisa membantu mencegah orang dari infeksi. Namun, saat ini tidak ada peluru perak, dan mungkin tidak akan pernah ada," ujar dia.
Pertempuran besar
Peluru perak maksudnya solusi yang ekstrem dan cenderung instan bisa menyelesaikan masalah.
Kepala Kedaruratan WHO Mike Ryan mengatakan, negara-negara dengan tingkat penularan yang tinggi, termasuk Brasil dan India, perlu bersiap untuk pertempuran besar. "Jalan keluarnya panjang dan membutuhkan komitmen yang berkelanjutan," sebutnya.
Para pejabat WHO menyatakan, tim investigasi tingkat lanjut di China, tempat virus corona berasal, belum kembali.
Baca Juga: Kasus corona dunia tembus 18 juta, benua Amerika sumbang infeksi terbanyak
Tapi, sebuah tim ahli dari China dan internasional yang lebih besar di bawah pimpinan WHO rencananya akan mempelajari asal-usul virus di Kota Wuhan, walaupun waktu dan komposisinya belum jelas.
Selain itu, Tedros juga mendesak para ibu untuk terus menyusui bayinya walaupun mereka menderita Covid-19. Sebab, manfaatnya "secara substansial" bagi bayi melebihi risiko infeksi virus corona.