Sumber: Reuters | Editor: Dessy Rosalina
ATHENA. Masa depan Yunani kembali menjadi pertaruhan. Kali ini, pemimpin Yunani dan negara-negara Uni Eropa (UE) dijadwalkan bertemu pada Selasa siang waktu Brussels, Belgia (7/7). Pertemuan kali ini merupakan perjamuan terakhir bagi kedua belah pihak. Sebab, ini adalah kesempatan terakhir bagi Yunani untuk berkompromi dengan keinginan para kreditur.
Agenda penting perjamuan terakhir adalah proposal utang terbaru Yunani yang bakal dibawa Alexis Tsipras, Perdana Menteri Yunani. Tsipras harus mampu meyakinkan 18 perwakilan negara UE untuk menyelamatkan masa depan Yunani. Yang pasti, dua pemimpin kuat Benua Biru, yakni Jerman dan Prancis, masih membuka kesempatan bagi Yunani untuk tetap bergabung di daratan Eropa. "Pintu negoisasi masih terbuka. Tapi waktunya sangat sedikit dan kondisi Yunani semakin gawat," ujar Francois Hollande, Presiden Prancis.
Masa depan UE
Sementara Angela Merkel, Kanselir Jerman menyatakan, tercapainya kesepakatan bergantung penuh pada proposal baru Tsipras. Tapi, tidak semua pemimpin negara UE mau bersikap hangat terhadap Yunani. "Ada pihak-pihak yang secara terus terang dan diam-diam ingin Yunani keluar dari zona euro," ujar Jean-Claude Juncker, Presiden Komisi UE, Selasa (7/7). Kendati tidak menyebut nama secara spesifik, Wolfgang Schaeuble, Menteri Keuangan Jerman disebut-sebut sebagai pihak yang pesimistis terhadap keanggotan Yunani di UE.
Pada pertemuan dadakan di Brussels, Juncker menjadi salah satu tokoh kunci yang bakal menjembatani keinginan negara kreditur dan Yunani di perjamuan terakhir. Kesempatan terakhir bagi Yunani sekaligus menentukan masa depan UE. Sejatinya, populasi penduduk Yunani hanya berjumlah 11 juta orang. Produk domestik bruto (PDB) Yunani pun hanya menyumbang 2% terhadap kekuatan ekonomi zona euro.
Tapi, andai tidak terjadi kesempatan dan Yunani harus mencetak mata uang sendiri lantaran kehabisan uang, penghuni lain zona euro turut terkena imbas. Untuk pertama kalinya sejak diluncurkan tahun 1999, kredibilitas euro dipertaruhkan.