Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Rusia siap menawarkan prosposal Amerika Serikat (AS) untuk membekukan hulu ledak nuklir selama satu tahun, jika perjanjian pelucutan senjata strategis, New START, diperpanjang untuk periode yang sama.
"Rusia menawarkan untuk memperpanjang New START selama satu tahun, dan siap untuk mengambil kewajiban politik bersama dengan AS untuk membekukan jumlah hulu ledak nuklirnya untuk periode itu," kata Kementerian Luar Negeri Rusia.
"Posisi ini dapat diterapkan secara ketat dengan pemahaman bahwa pembekuan hulu ledak (nuklir) tidak akan disertai dengan tuntutan tambahan dari pihak AS," ujar mereka dalam pernyataan Selasa (20/10) seperti dikutip TASS.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus menyambut baik tawaran Rusia tersebut dan mengatakan, Washington siap untuk segera mencapai kesepakatan dengan Moskow.
Baca Juga: Pentagon siapkan proyek rudal nuklir terbaru, habiskan dana sekitar US$ 96 miliar
"Kami menghargai kesediaan Rusia untuk membuat kemajuan dalam masalah pengendalian senjata nuklir," kata Ortagus dalam sebuah pernyataan Selasa (20/10) seperti dilansir Channel News Asia.
“Amerika Serikat siap bertemu segera untuk menyelesaikan kesepakatan yang dapat diverifikasi. Kami berharap Rusia memberdayakan para diplomatnya untuk melakukan hal yang sama," ujar dia.
Pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Rusia menandai pergeseran posisi Moskow setelah Rusia dan AS saling menolak tawaran terkait perjanjian New START yang berakhir pada Februari 2021.
Perjanjian New START ditandatangani pada 2010 oleh Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.
Baca Juga: Mengenal Angsa Putih, pembom supersonik Rusia pembawa rudal jelajah nuklir
Pakta itu membatasi setiap negara memiliki tidak lebih dari 1.550 hulu ledak nuklir yang dikerahkan serta 700 rudal dan pembom yang dikerahkan, juga melakukan inspeksi di tempat untuk memverifikasi kepatuhan.
Setelah Moskow dan Washington menarik diri dari Perjanjian Pasukan Nuklir Jarak Menengah 1987 pada tahun lalu, New START adalah satu-satunya kesepakatan kendali senjata nuklir yang tersisa antara kedua negara.
Rusia telah menawarkan perpanjangannya tanpa syarat apa pun. Sementara Pemerintahan Presiden Donald Trump pada awalnya mendorong perjanjian pengendalian senjata baru yang juga akan mencakup China.
Baru-baru ini, Washington mengubah pendiriannya dan mengusulkan perpanjangan satu tahun dari perjanjian 2010 tetapi mengatakan, itu harus dibarengi dengan pemberlakuan pembatasan yang lebih luas pada hulu ledak nuklir AS dan Rusia.
Kesepakatan itu akan mencakup hulu ledak nuklir yang melekat pada senjata di medan perang. Sedang perjanjian New START hanya membatasi persenjataan nuklir strategis.