kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perkembangan Brexit masih mengkhawatirkan, Aston Martin susun rencana darurat


Selasa, 08 Januari 2019 / 12:15 WIB
Perkembangan Brexit masih mengkhawatirkan, Aston Martin susun rencana darurat


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - LONDON. Kekhawatiran terhadap nasib keberlangsungan bisnis dengan batas waktu Brexit yang makin mepet masih memusingkan pelaku usaha di Inggris. Salah satunya Aston Martin yang harus menyusun rencana darurat.

Dilansir Reuters, produsen mobil yang identik dengan karakter James Bond ini telah memicu rencana untuk menghadapi potensi Brexit yang tidak sesuai harapan. Termasuk dengan mengangkat kepala rantai pasokan baru dan bersiap menggunakan pelabuhan lain selain Dover.

Chief Executive Aston Martin Andy Palmer mengatakan produsen mobil mewah itu tidak punya pilihan selain memberi wewenang pada pertemuan dewan pada bulan Desember lalu.

“Kami memprogram mobil untuk menyelaraskan dan memesan semua suku cadang untuk mobil-mobil itu dua belas minggu sebelumnya. Anda tidak perlu melakukan perhitungan matematika untuk mengetahui bahwa hal itu akan menjadi tantangan selama periode Brexit," katanya.

"Kita harus bersiap untuk skenario terburuk."

Aston Martin, bergabung dengan daftar perusahaan yang sedang bersiap-siap untuk Brexit yang kemungkinan akan diakhiri tanpa kesepakatan. Data pekan lalu menunjukkan produsen sejumlah sektor industri meningkatkan stok dalam persiapan untuk potensi keterlambatan lalu lintas barang di perbatasan.

Aston menandatangani perjanjian dengan pemasok DHL untuk memungkinkan penggunaan pelabuhan selain Dover yang merupakan tersibuk di Inggris dan kemungkinan besar akan terganggu oleh keterlambatan pabean. 

Perusahaan juga telah mengotorisasi tim rantai pasokannya untuk lebih mengoptimalkan pemesanan pengiriman lewat udara.

Industri mobil Inggris, yang mempekerjakan lebih dari 850.000 orang dan merupakan salah satu kisah sukses manufaktur yang langka di negara itu. Industri telah memperingatkan bahwa meninggalkan blok perdagangan terbesar di dunia tanpa kesepakatan akan menambah biaya dan dapat menghentikan kegiatan produksi.




TERBARU

[X]
×