Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BERLIN. Pemerintah Jerman berencana memesan lebih dari 600 unit sistem pertahanan udara jarak pendek Skyranger 30 dari Rheinmetall sebelum akhir tahun ini.
Rencana tersebut diungkapkan oleh harian bisnis Handelsblatt pada Jumat (10/10/2025), dengan mengutip sumber dari Kementerian Pertahanan dan industri pertahanan.
Nilai kontrak untuk menara meriam dan kendaraan tempur yang akan digunakan, yakni Boxer, kendaraan lapis baja roda delapan hasil kerja sama Rheinmetall dan perusahaan pertahanan gabungan Prancis-Jerman, KNDS — diperkirakan mencapai lebih dari €9 miliar atau sekitar US$ 10 miliar.
Baca Juga: Jerman Pertimbangkan Beli Rudal Patriot dari AS untuk Bantu Ukraina
Menteri Pertahanan Boris Pistorius sebelumnya telah menyatakan bahwa Jerman akan memulai proses pengadaan ratusan tank udara Skyranger dalam beberapa bulan ke depan. Hingga saat ini, baru 19 unit yang resmi dipesan.
Fokus terhadap sistem pertahanan udara meningkat di Eropa seiring kekhawatiran yang berkembang atas dugaan keterlibatan Rusia dalam sejumlah insiden pelanggaran wilayah udara oleh drone di negara-negara sekutu Ukraina. Kremlin membantah tuduhan tersebut.
Ketika ditanya mengenai kabar pemesanan 600 unit Skyranger, juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman menolak memberikan angka pasti.
Sementara itu, pihak Rheinmetall menyatakan bahwa mereka tengah bersiap untuk meningkatkan kapasitas produksi karena tingginya minat dari berbagai negara terhadap sistem Skyranger.
Baca Juga: Jerman Pertimbangkan Beli Rudal Patriot dari AS untuk Bantu Ukraina
“Target produksi saat ini setidaknya mencapai 200 unit per tahun,” kata juru bicara Rheinmetall.
Selain untuk kebutuhan domestik, Rheinmetall juga akan memasok sistem Skyranger 35 yang dilengkapi meriam kaliber 35 mm ke Ukraina. Pesanan tersebut didanai oleh salah satu negara Uni Eropa menggunakan dana yang berasal dari aset Rusia yang dibekukan.
Skyranger merupakan sistem pertahanan udara bergerak yang dirancang khusus untuk menghadapi ancaman objek terbang rendah. Sebelumnya, Jerman mengandalkan tank antipesawat Gepard untuk pertahanan udara jarak sangat pendek dengan jangkauan hingga tiga kilometer.
Baca Juga: Jerman Ancam Tindakan Terhadap Israel Terkait Konflik di Gaza
Namun, program Gepard dihentikan pada 2010 sebagai bagian dari kebijakan penghematan. Kini, kebutuhan akan sistem serupa kembali meningkat seiring perubahan dinamika keamanan di kawasan Eropa.