Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Tri Adi
Perkembangan bisnis restoran yang dijalankan oleh Peter Buck berjalan pesat. Hal ini karena pria yang kini memiliki kekayaan bersih US$ 2,5 miliar ini memperluas bisnis lewat waralaba. Bisnis waralaba inilah yang membuat jaringan restoran Subway milik Buck berkembang pesat. Tak hanya di Amerika, restoran sandwich Subway ini berkembang luas di beberapa negara dunia. Kini Subway telah memiliki puluhan ribu gerai yang tersebar di lebih dari 100 negara di dunia.
Bisnis restoran Subway yang dilakoni Peter Buck terus bertumbuh. Berkat bisnis restoran sandwich ini pula, Buck berhasil meraih kekayaan bersih US$ 2,5 miliar. Pertumbuhan bisnis Subway yang cukup pesat tidak hanya berasal dari modalnya sendiri.
Pria kelahiran tahun 1930 ini memperluas bisnis melalui waralaba. Sebab dengan membuka kesempatan bagi individu yang ingin membuka bisnis restoran Subway, terbukti mampu mempercepat kemajuan usaha Buck.
Untungnya ide Buck memperluas bisnis Subway lewat waralaba juga diterima oleh Fred De Luca, partner bisnisnya. Keduanya sepakat dan menyadari akan sulit mendirikan 32 toko dalam waktu singkat tanpa bantuan modal orang lain. Waralaba juga diakui menjadi kunci untuk melebarkan jaringan.
Subway yang berdiri pada tahun 1965 memutuskan untuk membuka waralaba sejak tahun 1974. Tak hanya di Amerika Serikat. Waralaba Subway juga merambah ke luar negeri. Gerai waralaba pertama di tingkat internasional pertama ada di Bahrain, lepas pantai Arab Saudi. Seiring berjalannya waktu, kini restoran Subway sudah lebih dari 100 negara di dunia. Seperti di Amerika, Asia, Eropa, Afrika, Timur Tengah, dan Australia.
Negara yang terdapat banyak restoran Subway adalah Amerika Serikat dengan jumlah 26.635 gerai. Selain Amerika, Subway juga berkembang di China dengan jumlah 582 restoran. Ada juga Malaysia dengan 206 restoran, Korea Selatan 221 restoran, Arab Saudi 130 restoran dan Rusia 615 restoran. Subway juga berada di beberapa negara seperti Zambia, Vietnam serta beberapa negara lainnya.
Jumlah gerai Subway yang berjibun lantaran Buck dan rekan bisnisnya Da Luca membuka peluang lebih luas kepada para pengusaha pemula. Bahkan biaya yang dikenakan untuk membuka gerai terjangkau. Perusahaan ini mengenakan biaya awal waralaba Subway senilai US$ 15.000 per unit. Sehingga total investasi yang harus dikeluarkan pengusaha sekitar US$ 105.800 hingga US$ 393.600 per unit.
Kunci sukses lain bagi Buck adalah memegang prinsip KISS (Keep It Simple Stupid). Sebuah sistem waralaba yang memungkinkan pemilik menempel dan merajut bisnis. Terwaralaba Subway yang sukses misalnya mampu memberikan pengalaman agar lebih optimal. Bahkan sistem waralaba Subway ini berkontribusi 42% terhadap total penjualan sandwich Subway dari seluruh penjualan ritel.
Untuk mengembangkan bisnis dan agar tidak ditinggal konsumen, Subway meningkatkan penjualan lewat online. Buck pun mengakuisisi tim teknologi digital dan aset dari Avanti Commerce pada akhir 2016. Avanti Commerce merupakan platform perdagangan online penyedia solusi yang bekerjasama dengan Subway sejak 2011.
Tim baru ini akan berdedikasi untuk perluasan dan kustomisasi e-commerce dan omni-channel platform untuk rantai penjualan sandwich. Akuisisi ini memperkuat komitmen perusahaan untuk memasarkan produk secara digital. Platform e-commerce akan meningkatkan penjualan perusahaan ke pasar dengan lebih cepat.
Transformasi bisnis ke digital membuat Subway berevolusi dengan logo baru. Suzzane Greco, adik De Luca mengatakan, bisnis Subway terus berkembang untuk memenuhi perubahan selera tamu. Makanya, perusahaan ini membuat logo baru.
Tampilan logo baru Subway ini untuk memperkuat komitmen perusahaan yang ingin selalu menyajikan makanan segar bagi para konsumen. Roti sandwich Subway dipanggang langsung di lokasi dan dilengkapi dengan sayuran serta daging segar.
(Bersambung)