Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli
“Dengan permintaan batubara di China turun secara bertahap, konsumsi batubara dunia diperkirakan akan mencapai puncaknya dalam 10 tahun. Sementara itu, permintaan batubara China, saat ini terhitung separuh dari total dunia, akan turun menjadi sekitar 35% pada tahun 2050, "kata laporan itu seperti dikutip Reuters, Jumat (23/8).
Sementara Li Ruifeng, Wakil Direktur China Energy Technology and Economics Research Institute, sebuah lembaga pemikir yang dijalankan oleh China Energy Group, produsen batu bara terbesar China, mengatakan batubara akan tetap menjadi bahan bakar utama China selama 15 tahun ke depan, dengan tambang yang lebih kecil digantikan oleh yang lebih besar dan collieries lebih efisien di barat.
Itu akan memaksa perusahaan-perusahaan utilitas di pantai timur China untuk beralih ke pasar luar negeri untuk menjamin pasokan, dengan impor akan tetap sekitar 200 juta ton per tahun di tahun-tahun mendatang "jika tidak ada hambatan perdagangan yang signifikan", katanya.
Baca Juga: Semester I-2019, Adaro raih pendapatan US$ 1,7 miliar & laba inti US$ 321 juta
China, yang merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia, telah berjanji untuk menunjukkan ambisi setinggi mungkin ketika negara itu memperbarui janji iklimnya tahun depan, dan kebijakan energinya semakin mendapat sorotan menjelang konferensi perubahan iklim besar-besaran Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York pada September.