kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Permintaan batubara di China diprediksi akan turun mulai 2025


Jumat, 23 Agustus 2019 / 17:00 WIB
Permintaan batubara di China diprediksi akan turun mulai 2025
ILUSTRASI. Kapal tunda menarik tongkang bermuatan batubara


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan batubara Cina akan mulai turun pada tahun 2025 saat konsumsi di sektor utilitas dan industri lainnya mencapai puncaknya. Penurunan permintaan sejalan dengan upaya Negara Panda itu mendorong penggunaan energi yang lebih ramah lingkungan.

Hal itu diketahui dari laporan terbaru Institut Penelitian Teknologi dan Ekonomi CNPC yakni lembaga pemikiran yang dijalankan oleh perusahaan pelat merah China National Petroleum Corp (CNPC) yang dirilis pada Kamis (23/8).

Baca Juga: Pasca rilis laporan keuangan, ini rekomendasi analis untuk saham Adaro Energy (ADRO)

Negara konsumen batubara terbesar di dunia itu diperkirakan akan menghadapi penurunan total konsumsi sebesar 18% dari tahun 2018 hingga 2025 dan turun mencapai 39% di rentang 2018- 2050.

Pemangkasan konsumsi batu bara dan menggantinya dengan energi yang lebih bersih seperti gas alam dan energi terbarukan telah menjadi bagian penting dari strategi energi China saat ini. Kendati begitu, China masih terus menyetujui tambang baru, pembangkit listrik tenaga batu bara dan mendukung proyek-proyek baru di luar negeri.

Porsi batubara dalam total sumber energi China sudah turun dari 68,5% pada 2012 menjadi 59% pada tahun 2018. Namun secara keseluruhan, konsumsi batubara pada tahun lalu masih naik 3% dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 3,82 miliar ton.

Para peneliti CNPC memperkirakan total porsi batubara akan turun menjadi 40,5% pada tahun 2035 karena kapasitas terbarukan, nuklir dan gas alam terus meningkat dengan cepat.

Baca Juga: Larangan Ekspor Nikel Justru Mengancam Keberlangsungan Pembangunan Smelter premium

“Dengan permintaan batubara di China turun secara bertahap, konsumsi batubara dunia diperkirakan akan mencapai puncaknya dalam 10 tahun. Sementara itu, permintaan batubara China, saat ini terhitung separuh dari total dunia, akan turun menjadi sekitar 35% pada tahun 2050, "kata laporan itu seperti dikutip Reuters, Jumat (23/8).

Sementara Li Ruifeng, Wakil Direktur China Energy Technology and Economics Research Institute, sebuah lembaga pemikir yang dijalankan oleh China Energy Group, produsen batu bara terbesar China, mengatakan batubara akan tetap menjadi bahan bakar utama China selama 15 tahun ke depan, dengan tambang yang lebih kecil digantikan oleh yang lebih besar dan collieries lebih efisien di barat.

Itu akan memaksa perusahaan-perusahaan utilitas di pantai timur China untuk beralih ke pasar luar negeri untuk menjamin pasokan, dengan impor akan tetap sekitar 200 juta ton per tahun di tahun-tahun mendatang "jika tidak ada hambatan perdagangan yang signifikan", katanya.

Baca Juga: Semester I-2019, Adaro raih pendapatan US$ 1,7 miliar & laba inti US$ 321 juta

China, yang merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia, telah berjanji untuk menunjukkan ambisi setinggi mungkin ketika negara itu memperbarui janji iklimnya tahun depan, dan kebijakan energinya semakin mendapat sorotan menjelang konferensi perubahan iklim besar-besaran Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York pada September.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×