Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - JENEWA. Permintaan masker, pakaian, sarung tangan, dan peralatan pelindung lainnya meningkat hingga 100 kali lipat, dan harganya melonjak gara-gara wabah virus corona baru. Ini membuat gangguan pasokan "parah".
"Situasi ini diperburuk oleh meluasnya penggunaan alat pelindung diri di luar perawatan pasien," kata Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan di Jenewa, Jumat (7/2).
Mengutip Reuters, Tedros mengatakan, ia telah berbicara dengan produsen dan distributor masker, pakaian, sarung tangan, dan peralatan pelindung lainnya untuk memastikan pasokan bagi mereka yang membutuhkan.
Baca Juga: YLKI curiga ada penimbunan masker, ini jawaban polisi
Dan, Tedros menegaskan, dia mengutuk praktik seperti menimbun masker, pakaian, sarung tangan, dan peralatan pelindung lainnya untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi. Ia pun menyerukan solidaritas dari sektor publik dan swasta.
Wabah virus corona baru sudah memicu lonjakan besar-besaran dalam permintaan masker. Produsen masker pun kebanjiran pesanan, sementara toko-toko kehabisan stok.
Alhasil, produsen masker pun meningkatkan produksi, dengan beberapa pabrik beroperasi 24 jam penuh. "Kami sedang mempertimbangkan peningkatan shift dari dua menjadi tiga untuk memenuhi permintaan, tetapi kapasitas terbatas," kata seorang pejabat Kukje Pharma Co ke Reuters.
Baca Juga: Langka, harga masker di Bekasi meroket jadi Rp 1,5 juta per boks
Perusahaan pembuat masker asal Korea Selatan itu menerima banyak pesanan untuk puluhan juta penutup mulut dan hidung itu sejak 24 Januari lalu.
Di China, CMmask, pembuat masker yang memasok 30% pasar domestik, menerima pesanan harian mencapai 5 juta lembar. Angka ini melonjak lebih dari 10 kali lipat dari hari biasa sebelum virus corona baru mewabah.
Hu Qinghui, Deputy General Manager CMmask, mengatakan, persediaan lebih dari 10 juta masker sudah habis pekan lalu. Perusahaan memulai produksi lagi setelah liburan Imlek dan memanggil lebih dari 130 pekerja dengan tawaran melipatgandakan upah mereka.
Baca Juga: Stok menipis, sebuah kota di China cegat pengiriman masker untuk kota lain
"Semuanya sangat tak terduga. Kami benar-benar mengalami tahun yang sulit pada 2019 karena permintaan yang lemah akibat kualitas udara semakin baik di seluruh negeri," kata Hu kepada Reuters.
Sementara Pardam, produsen masker asal Republik Cek, kebanjiran pesanan dari Asia dan Eropa yang meningkat tajam. "Kami benar-benar sudah menjual habis semua persedian," ujar Spesialis R&D Perdam Jana Ruzickova kepada Reuters.
"Sekarang kami mencoba yang terbaik untuk meningkatkan produksi," imbuh Ruzickova. "Permintaan meningkat dalam empat hari terakhir mencapai 57.000%. Jumlah ini tidak bisa dipenuhi, bahkan oleh perusahaan besar mana pun di dunia".
Baca Juga: Wabah virus corona menyebar, India melarang ekspor masker pelindung
Di Turki, Erol Memis dari Era Respiratory Masks, produsen masker asal Turki, mengungkapkan, perusahaannya telah berproduksi sepanjang waktu sejak menerima pesanan pertama dari China pada 31 Januari lalu.
Era Respiratory Mask juga menerima permintaan dari Swiss, Prancis, Belgia, Georgia, Armenia, dan Mesir. "Tidak mungkin bagi kami untuk memenuhi setiap permintaan," sebut Memis kepada Reuters.