kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan kredit di Asia Pasifik meningkat


Sabtu, 01 April 2017 / 13:22 WIB
Permintaan kredit di Asia Pasifik meningkat


Reporter: Dessy Rosalina | Editor: Rizki Caturini

HONG KONG. Para bankir Asia bersiap menadah berkah. Perbankan Asia memprediksi, lonjakan transaksi merger dan akuisisi (M&A) di kuartal II 2017 akan memicu permintaan kredit.

Perbaikan ekonomi global pun diharapkan bankir akan mendongkrak kredit setelah melemah di kuartal I tahun ini. Sebagai gambaran, penyaluran kredit di kawasan Asia Pasifik, tidak termasuk Jepang, sekitar US$ 58 miliar sejak awal tahun (year to date).

Hitungan Bloomberg, kucuran kredit itu anjlok 50% secara tahunan. Penyaluran kredit di kuartal I-2017 juga terendah sejak 2008. Kami prediksi ada lonjakan kredit di kuartal II dan seterusnya seiring dengan aktivitas M&A dan peralihan pendanaan dari surat utang ke kredit bank karena suku bunga The Fed naik," ujar Ashish Sharma, head of loan syndication, Asia Pacific Credit Suisse Group AG di Hong Kong seperti dilansir Bloomberg, Jumat (31/3).

Yang jelas, transaksi akuisisi yang sepi peminat di kuartal I menjadi biang keladi lesunya permintaan kredit. Di kuartal I, nilai transaksi akuisisi di Asia Pasifik turun 60% menjadi US$ 39 miliar ketimbang kuartal IV-2016.

Analis menilai, transaksi akuisisi mulai pulih karena investor mulai mendiskon risiko perlambatan ekonomi China. John Corrin, Global Head of Syndications Australia and New Zealand (ANZ) Banking Group Ltd menilai, investor China masih tertarik untuk membeli aset di sektor komoditas dan industrial.

Akuisisi di China

Kendati Pemerintah China membatasi ketat arus dana yang memicu perlambatan transaksi M&A, kebutuhan dana oleh korporasi besar masih tinggi. Sejumlah raksasa teknologi China tercatat haus dana segar.

Contohnya, Tencent HoldingLtd yang mengajukan kredit sebesar US$ 4,65 miliar di bulan April ini. Tencent berutang dengan tenor lima tahun dari 12 bank dan suku bunga kredit yang dipatok 95basis poin di atas London Interbank Offered Rate (LIBOR).

Ada pula Alibaba Group Holding Ltd yang tengah memproses negosiasi dengan sejumlah bank agar meraih pinjaman senilai US$ 5 miliar untuk keperluan akuisisi. Korporasi China lain semisal Yanzhou Coal Mining Co juga mengkaji pinjaman bank sebesar US$ 2 miliar.

Dana jumbo ini digunakan untuk mencaplok perusahan Coal & Allied Industries Ltd. Di ANZ, ada rencana kucuran kredit mencapai sekitar US$ 24,8 miliar untuk pendanaan akuisisi. "Permintaan kredit tumbuh seiring dengan suku bunga yang bergerak stabil," ujar Foster Lee, Head of Syndicated Finance Department China Minsheng Bank.

Konglomerat China, HNA Group yang sedang berbincang dengan pengendali saham majalah Forbes membutuhkan dana segar. Nilai transaksi tersebut diperkirakan sekitar US$ 400 juta.

Korea Transportasi Asset Management (Kotam) juga berminat membeli saham Asia Aviation. Transaksi akuisisi ini mencapai senilai US$ 900 juta.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×