kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Permintaan penyelidikan pemakzulan oleh DPR AS kian intensif, Trump tetap membangkang


Senin, 30 September 2019 / 14:50 WIB
Permintaan penyelidikan pemakzulan oleh DPR AS kian intensif, Trump tetap membangkang
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Permintaan pemakzulan oleh DPR terhadap Presiden AS Donald Trump atas permintaannya yang melibatkan kekuasaan asing dalam menyelidiki saingan politik dalam negeri semakin intensif pada pekan ini. Dijadwalkan, akan ada kesaksian dari para saksi mengenai tuduhan yang dibuat oleh pelapor (whistleblower) dalam komunitas intelijen A.S.

Whistleblower mengungkapkan adanya panggilan telepon pada 25 Juli di mana Trump meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk menyelidiki Joe Biden, salah satu kandidat Demokrat terkemuka yang berusaha menantangnya pada tahun 2020, dan putranya Hunter, yang duduk di dewan direksi sebuah perusahaan gas Ukraina.

Baca Juga: Pengaduan whistleblower menggambarkan Gedung Putih menutupi skandal Trump-Ukraina

Demokrat telah menuduh Trump menekan sekutu AS yang rentan untuk melakukan politik kotor atas pesaingnya demi keuntungan politik pribadi. Panggilan telepon Trump pada 25 Juli dilakukan setelah ia membekukan bantuan dengan nilai hampir US$ 400 juta yang ditujukan untuk membantu Ukraina dalam menangani kelompok pemberontak oleh separatis yang didukung Rusia di bagian timur negara itu. Meski demikian, bantuan itu akhirnya diberikan.

Komite Intelijen DPR memimpin penyelidikan impeachment. Penyelidikan di DPR yang dipimpin Demokrat dapat mengarah pada persetujuan artikel tentang impeachment terhadap presiden Republik. Kemudian, pengadilan berikutnya akan dilakukan di Senat yang dipimpin Partai Republik tentang apakah Senat akan memakzulkan Trump dari jabatannya.

Baca Juga: Siapa whistleblower kasus yang membawa Donald Trump diujung pemakzulan?

Ketua Komite Intelijen Adam Schiff mengatakan pada hari Minggu bahwa ia mengharapkan pelapor akan segera muncul di hadapan panel.

Saat Kongres tengah mengalami reses selama dua minggu, anggota komite akan kembali ke Capitol AS minggu ini untuk melakukan penyelidikan yang kemungkinan akan menghasilkan panggilan pengadilan baru untuk dokumen dan materi lainnya.

Komite dijadwalkan untuk mengadakan sidang tertutup pada hari Jumat dengan inspektur jenderal komunitas intelijen, Michael Atkinson, yang menyimpulkan bahwa pengaduan whistleblower merupakan masalah yang mendesak dan tampak kredibel.

Penyelidik DPR akan mendengarkan kesaksian pertama dari dua orang yang disebutkan dalam pengaduan whistleblower.

Baca Juga: Trump mempertimbangkan delisting perusahaan China dari pasar AS

Pada Rabu, tiga komite DPR yakni komite Intelijen, Urusan Luar Negeri dan Pengawasan, akan mendapatkan deposisi dari mantan duta besar AS untuk Ukraina Marie Yovanovitch, di mana Trump melabelinya sebagai "berita buruk" selama melakukan pembicaraan telepon dengan Zelenskiy.

Pada hari Kamis, komite dijadwalkan untuk mendapatkan deposisi dari mantan perwakilan khusus Trump untuk Ukraina, Kurt Volker. Volker mengundurkan diri minggu lalu setelah whistleblower menyebut namanya sebagai salah satu dari dua diplomat AS yang menindaklanjuti permintaan Trump ke pejabat Ukraina sehari setelah panggilan Trump.

Hingga saat ini, siapa whistleblower kasus ini masih menjadi misteri. Trump, dalam serangkaian postingannya di Twitter pada Minggu malam, mengatakan ia ingin "bertemu" pelapor, yang ia sebut "my accuser" serta "orang yang secara ilegal memberikan informasi ini" kepada pelapor.

Apakah orang ini melakukan aksi MATA-MATA terhadap Presiden AS? Konsekuensi Besar!” tulis Trump.

Informasi saja, Amerika Serikat telah memberikan bantuan militer ke Ukraina sejak aneksasi Krimea oleh Rusia pada tahun 2014.




TERBARU

[X]
×