Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Negara-negara yang tergabung dalam aliansi pertahanan atlantik utara NATO merespon cepat serangan rudal Rusia yang mendarat di salah satu anggotanya Polandia.
Seperti kita tahu pada Selasa (15/11) sebuah rudal mendarat di Polandia Timur sekitar enam kilometer dari perbatasan dengan Ukraina.
Mendaratnya rudal di salah satu anggota NATO ini, telah menewaskan dua orang.
Memang belum ada kesimpulan apakah rudal tersebut ditembakkan oleh tentara Rusia atau bukan karena masih dalam tahapan investigasi.
Namun menurut Presiden Amerika Serikat Joe Biden konsensusnya dalam NATO adalah kemungkinan pemimpin NATO akan mengadakan pertemuan darurat merespon kondisi ini.
Sementara itu Gedung Putih juga merilis pernyataan bersama antara G-7 dan NATO atas serangan rudal ke salah satu anggotanya Polandia.
Pernyataan bersama dilakukan hari ini, oleh para Pemimpin G-7 Kanada, Komisi Eropa, Dewan Eropa, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Belanda, Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat bertemu di sela-sela KTT G20 di Bali pada Rabu (16/11) pagi.
Menutip siaran pers Gedung Putih (16/11), G7 dan NATO merilis penyataan bersama sebagai berikut:
"Kami mengutuk serangan rudal biadab yang dilakukan Rusia di kota-kota Ukraina dan infrastruktur sipil pada hari Selasa (15/11).
Kami membahas ledakan yang terjadi di bagian timur Polandia dekat perbatasan dengan Ukraina.
Kami menawarkan dukungan penuh dan bantuan untuk penyelidikan yang sedang berlangsung di Polandia. Kami setuju untuk tetap berhubungan erat untuk menentukan langkah selanjutnya yang tepat saat penyelidikan berlangsung.
Kami menegaskan kembali dukungan teguh kami untuk Ukraina dan rakyat Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia yang sedang berlangsung, serta kesiapan kami yang berkelanjutan untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas serangannya yang kurang ajar terhadap komunitas Ukraina, bahkan saat G20 bertemu untuk menangani dampak yang lebih luas dari perang.
Kami semua menyampaikan belasungkawa kami kepada keluarga para korban di Polandia dan Ukraina."