Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Peristiwa pembajakan dan perompakan bersenjata terhadap kapal-kapal di Selat Singapura meningkat dua kali lipat selama paruh pertama tahun ini dibanding periode sama tahun lalu.
Pusat Berbagi Informasi Perjanjian Kerjasama Regional tentang Memerangi Pembajakan dan Perompakan Bersenjata atas Kapal di Asia (ReCAAP) mengatakan, insiden semacam itu di wilayah Asia juga berlipat ganda.
Sepanjang semester pertama tahun ini, ada 16 insiden pembajakan dan perompakan bersenjata terjadi Selat Singapura dan 51 di Asia.
Baca Juga: Jokowi minta ASEAN benahi keamanan lintas batas
Dalam laporannya, Pusat Berbagi Informasi ReCAAP menyebutkan, yang "menjadi perhatian" adalah "peningkatan insiden yang berkelanjutan" di Selat Singapura. Insiden lain terjadi di Bangladesh, India, Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Laut China Selatan.
“Kami mengalami peningkatan insiden yang sangat besar pada 2014 dan 2015 di Selat Singapura. Tapi, itu turun secara drastis pada 2016,” kata Direktur Eksekutif Pusat Berbagi Informasi ReCAAP Masafumi Kuroki.
"Tapi sejak tahun lalu, kita telah melihat peningkatan insiden," ujar dia seperti dikutip Channelnewsasia.com.
Baca Juga: Cegah perompakan, RI ikut operasi militer Filipina
Insiden tahun ini terjadi di sepanjang Selat Singapura di Jalur Timur dan Barat dari skema pemisahan lalu lintas, yang memastikan kapal yang bergerak dengan arah yang sama tetap di jalur tertentu.
Kapal yang jadi incaran perompak