Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Setelah mengalami profitabilitas yang jelek selama bertahun-tahun akibat ketatnya persaingan, Walmart Inc menjual saham mayoritas jaringan supermarket Jepang, Seiyu. Raksasa ritel asal Amerika Serikat itu menjual saham Seiyu kepada perusahaan investasi KKR dan perusahaan e-commerce Rakuten senilai lebih dari US$ 1 miliar.
Kesepakatan itu menilai valuasi Seiyu sebesar ¥ 172,5 miliar atau setara dengan US$ 1,65 miliar termasuk utang, mengutip Reuters pada Senin (16/11). Nilai itu di bawah valuasi yang ada dalam laporan beberapa tahun lalu sebesar ¥300-500 miliar.
Merujuk laporan perusahaan, KKR akan membeli 65% Seiyu dan Rakuten akan mengakuisisi 20% saham lainnya. Sementara Walmart akan mempertahankan 15% sahamnya.
Baca Juga: Dengan kemenangan Biden, Huawei berharap bisa kembali berbisnis di AS
Walmart pertama kali memasuki pasar Jepang pada 2002 dengan membeli 6% saham di Seiyu. Kemudian, secara bertahap membangun kepemilikannya sebelum pengambilalihan penuh pada tahun 2008.
Tetapi Seiyu telah berjuang di pasar Jepang seperti pendatang asing lainnya ,Tesco PLC dan Carrefour SA yang terpikat oleh daya beli konsumen Jepang yang tinggi. Namun pasar Jepang tidaklah mudah ditaklukan. Para peritel telah dibuat frustrasi oleh ketatnya persaingan di negeri sakura.
Kesepakatan Seiyu adalah divestasi terbaru dari aset berkinerja buruk oleh Walmart. Sebelumya, Walmart setelah keluar di Inggris dan Argentina, karena berjuang untuk bersaing dengan rival lokal yang gesit.
Di Asia, Walmart telah menarik diri dari Korea Selatan pada tahun 2006 dan mengalihkan fokus di China untuk memperluas rantai gudang khusus anggota Sam's Club karena persaingan dari pasar online seperti Alibaba semakin meningkat. Walmart berkembang di India, dengan pembelian US$ 16 miliar dari penyedia e-niaga Flipkart.
Media Jepang melaporkan dua tahun lalu bahwa Walmart berusaha menjual Seiyu seharga sekitar ¥ 300 miliar hingga ¥ 500 miliar. Sumber mengatakan pada saat itu gagal menemukan pembeli.
Baca Juga: Bekal perang di masa depan, China rilis pedoman peningkatan kemampuan tempur
Menyikapi laporan bahwa mereka ingin meninggalkan Jepang, Walmart mengumumkan tahun lalu bahwa mereka bertujuan untuk mendaftarkan Seiyu dan mempertahankan saham mayoritas dalam bisnis tersebut.
Sebenarnya, Seiyu mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan, dengan awal yang relatif lebih awal dalam e-commerce akhirnya membuahkan hasil, dibantu oleh kemitraan 2018 dengan Rakuten.
Walmart Jepang, terutama bisnis Seiyu, membukukan laba bersih ¥ 47 juta pada 2019 setelah melaporkan kerugian di sebagian besar tahun sebelumnya. Seiyu mengatakan kepada Reuters awal tahun ini bahwa pandemi virus korona telah meningkatkan minat dalam berbelanja bahan makanan online di Jepang.
Bagi Rakuten, kesepakatan dengan Seiyu membantunya bersaing dengan saingannya Amazon Supermarket besar Jepang seperti Aeon Co dan Seven & I Holdings Co Ltd's juga telah meningkatkan investasi mereka dalam e-commerce karena konsumen Jepang, yang sudah lama waspada untuk membeli makanan secara online, mulai menggunakan layanan grosir online.