kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.263.000   -4.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.658   20,00   0,12%
  • IDX 8.184   17,84   0,22%
  • KOMPAS100 1.144   4,60   0,40%
  • LQ45 837   0,23   0,03%
  • ISSI 284   -0,42   -0,15%
  • IDX30 441   0,53   0,12%
  • IDXHIDIV20 509   0,80   0,16%
  • IDX80 128   -0,10   -0,08%
  • IDXV30 138   -0,14   -0,10%
  • IDXQ30 140   -0,44   -0,31%

Pertemuan Bersejarah Trump-Xi di Busan: Apakah Perang Dagang Akan Reda?


Kamis, 30 Oktober 2025 / 10:43 WIB
Pertemuan Bersejarah Trump-Xi di Busan: Apakah Perang Dagang Akan Reda?
Seorang staf berjalan melewati Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping yang berjabat tangan saat mereka mengadakan pertemuan bilateral di Bandara Internasional Gimhae, di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC), di Busan, Korea Selatan, 30 Oktober 2025. REUTERS/Evelyn Hockstein


Sumber: The Straits Times | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  BUSAN. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden China, Xi Jinping membuka pertemuan yang sangat dinantikan di Kota Pelabuhan Busan, Korea Selatan, pada Kamis, 30 Oktober 2025, dengan harapan dapat menandatangani kesepakatan perdagangan yang mengakhiri ketegangan antara dua ekonomi terbesar dunia.

Ini merupakan pertemuan pertama kedua pemimpin sejak Trump kembali ke Gedung Putih, yang dimaksudkan untuk meredakan ketegangan perang dagang yang telah membuat tarif perdagangan mereka melonjak sepanjang tahun 2025.

“Senang bertemu dengan Anda lagi,” ujar Xi sambil berjabat tangan dengan Trump di hadapan media. Trump membalas, “Senang bertemu dengan Anda juga.”

Baca Juga: Ekonom AS: Tiongkok Menggertak Trump dan Menjadi Pemenang Perang Dagang

Trump menambahkan, “Saya yakin pertemuan ini akan sangat sukses. Tapi dia negosiator yang sangat tangguh, itu tidak mudah,” sambil menepuk punggung Xi. 

Ia juga menekankan bahwa hubungan mereka selalu baik dan berharap kesepakatan perdagangan dapat dicapai pada hari yang sama.

Xi menyatakan di awal pertemuan, “Karena kondisi nasional kita berbeda, wajar jika kita tidak selalu sepaham. Hal ini normal bagi dua ekonomi terkemuka dunia untuk kadang mengalami gesekan.” 

Namun ia menekankan, China dan AS seharusnya tetap menjadi mitra dan sahabat.

Pertemuan digelar di sebuah gedung dekat Bandara Busan, sekitar 80 km dari Gyeongju, lokasi para pemimpin APEC berkumpul untuk mendorong perdagangan bebas. 

Baca Juga: Ekonom AS Ini Sebut China Adalah Pemenang Perang Dagang dengan AS

Meski dijadwalkan berlangsung sekitar dua jam, banyak pihak memperkirakan pembicaraan bisa molor mengingat gaya Trump yang sering memanfaatkan drama sebagai strategi negosiasi.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×