Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Perekonomian Thailand secara mengejutkan tumbuh lebih lambat dari ekspetasi di kuartal II/2023. Hasil tersebut pun memicu pemerintah setempat untuk memangkas targetnya.
Dewan Pembangunan Ekonomi dan Sosial National (NESDC) merilis produk domestik bruto Negeri Gajah Putih ini hanya tumbuh 1,8% secara tahunan di periode April-Juni 2023. Capaian itu jauh di dari ekspektasi para ekonom yang memprediksi bisa tumbuh 3,1%.
Sebagai informasi, PDB Thailand di tiga bulan pertama tahun ini justru mampu tumbuh lebih tinggi. Di mana, pertumbuhannya bisa mencapai sebesar 2,6% secara tahunan.
Ekonomi kuartal kedua tertekan oleh volume ekspor yang turun 5,7% dan menyeret produksi manufaktur turun 3,3%, sementara belanja pemerintah juga turun 4,3%. Semua ini semakin meredam investasi aset tetap yang turun 2,8% pada kuartal tersebut.
Baca Juga: Di Tengah Melemahnya Yuan, China Turunkan Suku Bunga Acuan
Karena permintaan global yang lemah menghambat ekspor, ekonomi Thailand telah didukung oleh sektor pariwisata yang vital dan pertumbuhan konsumsi swasta. Badan tersebut mempertahankan perkiraan 28 juta kedatangan turis asing tahun ini, tetapi memperkirakan pendapatan pariwisata menurun.
Ekonom memproyeksikan ekspor turun 1,8% pada tahun 2023 dibandingkan perkiraan sebelumnya untuk penurunan 1,6%.
Kelemahan tersebut pada akhirnya mendorong pemerintah untuk memangkas perkiraan pertumbuhan PDB 2023 antara 2,5% dan 3,0% dari kisaran 2,7% menjadi 3,7%. Ini berarti bank sentral mungkin tidak terburu-buru menaikkan suku bunga lagi.
"Dengan inflasi di bawah target dan pemulihan ekonomi sudah menunjukkan tanda-tanda goyah, kami percaya Bank of Thailand tidak mungkin memberikan kenaikan suku bunga lebih lanjut tahun ini," kata Shivaan Tandon, ekonom Asia yang sedang berkembang di Capital Economics dikutip dari Reuters (21/8).
Sebagai informasi, Bank Sentral Thailand telah menaikkan suku bunga acuan tujuh kali semenjak agustus lalu untuk menjinakkan inflasi. Sekarang, Suku Bunga acuannya menjadi 2,25%.
Gubernur bank sentral Sethaput Suthiwartnarueput bulan ini mengatakan tingkat suku bunga saat ini hampir seimbang dan dapat dipertahankan stabil pada pertemuan berikutnya pada 27 September.
Baca Juga: Ekonomi China Melemah, Ekonomi Dunia juga Ikut Goyah
Menambah hambatan, kepala NESDC Danucha Pichayanan memperingatkan bahwa kepercayaan investor akan semakin menurun jika masalah muncul dalam transisi ke pemerintahan baru.
"Jika ada peristiwa drastis dalam transisi, itu akan mempengaruhi kepercayaan investor," katanya, seraya menambahkan pencairan anggaran lambat dan bisa turun dalam jangka pendek.