Sumber: Bloomberg, AP | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
SHANGHAI. Perbankan China akan membukukan adanya pertumbuhan laba yang rendah pada 2009. Menurut Presiden China Merchants Bank Co, hal ini disebabkan adanya penurunan akan permintaan pinjaman, margin yang semakin menyusut dan tingginya biaya untuk kredit.
Dalam sebuah kolom di Shanghai Securities News, Ma menulis, China Merchants dan beberapa bank domestik Negeri Panda lainnya akan menghadapi lebih banyak risiko dan tekanan terhadap laba yang dihasilkan, akibat semakin memburuknya resesi global. “Adanya prestasi pertumbuhan paling pesat yang terjadi beberapa tahun lalu akan sulit diulangi pada tahun-tahun mendatang,” tulisnya.
Prediksi tersebut sesuai dengan laporan yang dikeluarkan HSBC Holdings Plc pada 30 November lalu. HSBC memprediksi, pendapatan yang dicapai oleh perbankan China pada tahun 2009 akan mengalami penurunan tajam. Hal ini terjadi seiring dengan adanya kebijakan pemerintah untuk menggairahkan kembali perekonomian dengan penurunan suku bunga. Itu menandakan, tingkat laba menurun dan tingkat kegagalan membayar pinjaman (loan defaults) semakin tinggi.
Menurut Fitch Rating, risiko tingkat gagal bayar utang saat ini masih berada di level tinggi dan menjadi ancaman tersendiri bagi perbankan China.
Asal tahu saja, bank sentral Negeri Tirai Bambu itu sudah menurunkan suku bunga acuannya sebanyak lima kali dengan total 216 basis poin sejak September lalu. Hal ini dilakukan untuk menstimulasi permintaan pinjaman ke bank.
Selain itu, World Bank memprediksi, perekonomian China hanya akan mengalami pertumbuhan sebesar 7,5% pada tahun depan. Angka tersebut merupakan yang paling rendah dalam dua dekade terakhir. Akibat lambatnya pertumbuhan itu, sekitar 20 juta pekerja migran kini kehilangan mata pencahariannya.