kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Perundingan dimulai, pelajar Hong Kong melunak


Senin, 06 Oktober 2014 / 10:46 WIB
Perundingan dimulai, pelajar Hong Kong melunak
ILUSTRASI. Pengunjung melihat Gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, Minggu (30/5/2021). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A


Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

HONG KONG. Memasuki pekan ke dua aksi demonstrasi, pengunjuk rasa di Hong Kong sudah mulai melunak. Hari ini (6/10), mereka sudah memperbolehkan pegawai negeri sipil Hong Kong untuk masuk ke kantor pemerintahan. Aksi pendudukan kantor pusat pemerintahan Hong Kong yang sudah berlangsung selama 10 hari tersebut mulai membuahkan hasil seiring dibukanya pintu perundingan dengan pemerintah.

PNS Hong Kong sudah mulai memasuki kantor mereka sejak pukul 07.00 waktu setempat. Pengunjuk rasa mulai membuka barikade menyusul adanya ultimatum dari pimpinan Hong Kong agar mereka membuka akses pintu masuk kepada 3,000 PNS. Jika tidak, akan ada aksi dari pihak kepolisian setempat.

Pimpinan pelajar Hong Kong berharap ditemukannya solusi setelah mereka bertemu pimpinan Hong Kong kemarin untuk mempersiapkan perundingan atas tuntutan mereka atas pemilu secara langsung.

Pada 4 Oktober lalu, menurut Senior Superintendent Kwok Pak-chung mengatakan, pihak kepolisian sudah menangkap sekitar 19 orang seiring terjadinya bentrokan di Mong Kok. Dari bentrokan tersebut, ada 37 orang yang mengalami lika-luka.

Sebelumnya, pada 28 September lalu, demonstran bentrok dengan kepolisian Hong Kong yang menggunakan gas airmata untuk membubarkan ratusan ribu pengunjuk rasa.

"Pada titik ini, perundingan kedua belah pihak akan menghasilkan sejumlah kesimpulan. Meskipun China tidak mau melepas, dan posisi kita sangat kecil dan lemah, namun upaya kita cukup impresif. Setidaknya, kita sudah mencoba," jelas Katie Kwong, mahasiswa di salah satu universitas Hong Kong.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×