Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Huang melanjutkan, pengembangan alat tersebut dilakukan tim yang terdiri dari 20 staf, yang menggunakan teknologi inti, yang dikembangkan selama 10 tahun terakhir, database sampel sekitar 6 juta wajah terbuka dan database jauh lebih kecil dari wajah bertopeng, untuk mengembangkan teknologi,
Tim mulai bekerja pada sistem pada bulan Januari, ketika wabah virus corona semakin cepat menyebar, dan mulai meluncurkannya ke pasar setelah hanya satu bulan.
Sementara itu, produk lainnya, yang lebih kuat, adalah sistem pengenalan "multi-saluran" yang menggunakan "beberapa kamera pengintai".
Baca Juga: Investor asing net sell Rp 491,5 miliar, IHSG ambles 5,62% pukul 15.00 WIB
Produk ini dapat mengidentifikasi semua orang dalam kerumunan hingga 30 orang "dalam satu detik", kata Huang.
"Saat mengenakan topeng, tingkat akurasi bisa mencapai sekitar 95%, yang dapat memastikan bahwa kebanyakan orang dapat diidentifikasi," kata Huang, menambahkan tingkat keberhasilan bagi orang tanpa topeng adalah sekitar 99,5%.