Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Perusahaan desain chip China juga melihat Malaysia sebagai pilihan yang baik karena negara tersebut dianggap mempunyai hubungan baik dengan China, terjangkau, dengan tenaga kerja berpengalaman dan peralatan canggih.
Ketika ditanya apakah menerima pesanan perakitan GPU dari perusahaan China berpotensi memicu kemarahan AS, Chia mengatakan transaksi bisnis Unisem sepenuhnya dilakukan secara sah dan patuh pada aturan yang berlaku.
Dia menambahkan, perusahaan tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan terlalu banyak kemungkinan yang akan terjadi.
Ia mencatat, sebagian besar pelanggan Unisem di Malaysia berasal dari Amerika Serikat.
Departemen Perdagangan AS tidak menanggapi permintaan komentar.
Perusahaan pengemasan chip besar lainnya di negara ini termasuk Malaysian Pacific Industries dan Inari Amertron. Sayangnya, mereka tidak menanggapi permintaan komentar Reuters.
Perusahaan-perusahaan China juga tertarik untuk merakit chip mereka di luar Tiongkok karena hal ini juga dapat mempermudah penjualan produk mereka di pasar non-China.
Malaysia saat ini menguasai 13% pasar global untuk pengemasan, perakitan, dan pengujian semikonduktor dan bertujuan untuk meningkatkannya menjadi 15% pada tahun 2030.
Baca Juga: Intel Menunda Ekspansi Lanjutan di Vietnam
Perusahaan chip China yang telah mengumumkan rencana untuk berekspansi di Malaysia termasuk Xfusion, bekas unit Huawei, yang pada bulan September mengatakan akan bermitra dengan NationGate Malaysia untuk memproduksi server GPU.
Ini merupakan server yang dirancang untuk pusat data dan yang digunakan dalam AI dan komputasi kinerja tinggi.
StarFive yang berbasis di Shanghai juga membangun pusat desain di Penang. Perusahaan pengemasan dan pengujian chip TongFu Microelectronics mengatakan tahun lalu bahwa mereka akan memperluas fasilitasnya di Malaysia.
Dengan menawarkan serangkaian insentif, Malaysia telah menarik investasi chip bernilai miliaran dolar. Infineon Jerman mengatakan pada bulan Agustus bahwa pihaknya akan menginvestasikan 5 miliar euro (US$ 5,4 miliar) untuk memperluas pabrik chip listriknya di sana.
Pembuat chip AS Intel mengumumkan pada tahun 2021 bahwa mereka akan membangun pabrik pengemasan chip canggih senilai US$ 7 miliar di Malaysia.