Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Belakangan, jumlah perusahaan desain semikonduktor China yang memanfaatkan perusahaan Malaysia untuk merakit sebagian dari chip kelas atas mereka semakin banyak.
Menurut sumber Reuters, langkah ini dilakukan untuk melakukan lindung nilai terhadap risiko jika AS memperluas sanksi terhadap industri chip China.
Menurut tiga orang yang mengetahui masalah itu, perusahaan-perusahaan tersebut meminta perusahaan pengemasan chip Malaysia untuk merakit jenis chip yang dikenal sebagai unit pemrosesan grafis (GPU).
Permintaan tersebut hanya mencakup perakitan – yang tidak bertentangan dengan batasan AS – dan bukan pembuatan wafer chip. Terkait hal ini, sejumlah kontrak telah disepakati.
Sumber Reuters tersebut menolak untuk mengungkapkan nama perusahaan yang terlibat atau untuk diidentifikasi, dengan alasan perjanjian kerahasiaan.
Dalam upaya membatasi akses China terhadap GPU kelas atas yang dapat mendorong terobosan kecerdasan buatan atau memberi daya pada superkomputer dan aplikasi militer, Washington semakin membatasi penjualan serta peralatan pembuat chip yang canggih.
Para analis menilai, ketika sanksi-sanksi tersebut berlaku dan terjadi lonjakan permintaan AI, perusahaan-perusahaan desain semikonduktor China yang lebih kecil sedang berjuang untuk mendapatkan layanan pengemasan canggih yang memadai di dalam negeri.
Beberapa perusahaan China tertarik dengan layanan pengemasan chip yang canggih.
Baca Juga: Larangan China Terhadap Penggunaan iPhone Apple Kian Meningkat
Pengemasan chip yang canggih dapat meningkatkan kinerja chip secara signifikan dan muncul sebagai teknologi penting dalam industri semikonduktor.
Hal ini terkadang melibatkan pembuatan chiplet di mana chip dikemas secara rapat untuk bekerja sama sebagai satu otak yang kuat.
Kedua sumber Reuters mengatakan, meskipun tidak tunduk pada pembatasan ekspor AS, wilayah ini memerlukan teknologi canggih sehingga perusahaan khawatir suatu hari nanti akan menjadi sasaran pembatasan ekspor ke China.
Malaysia, yang merupakan pusat utama dalam rantai pasokan semikonduktor, dipandang berada dalam posisi yang tepat untuk meraih bisnis lebih lanjut karena perusahaan chip China melakukan diversifikasi ke luar Tiongkok untuk kebutuhan perakitan.
Unisem, yang pemegang saham terbesarnya adalah Huatian Technology Tiongkok, dan perusahaan pengemasan chip Malaysia lainnya mengalami peningkatan bisnis dan permintaan dari klien China.
Pimpinan Unisem John Chia menolak mengomentari klien perusahaan tersebut tetapi mengatakan: "Karena sanksi perdagangan dan masalah rantai pasokan, banyak perusahaan desain chip China datang ke Malaysia untuk membangun sumber pasokan tambahan di luar China guna mendukung bisnis mereka."
Baca Juga: Indonesia Mewaspadai Perlambatan Ekonomi China
Perusahaan desain chip China juga melihat Malaysia sebagai pilihan yang baik karena negara tersebut dianggap mempunyai hubungan baik dengan China, terjangkau, dengan tenaga kerja berpengalaman dan peralatan canggih.
Ketika ditanya apakah menerima pesanan perakitan GPU dari perusahaan China berpotensi memicu kemarahan AS, Chia mengatakan transaksi bisnis Unisem sepenuhnya dilakukan secara sah dan patuh pada aturan yang berlaku.
Dia menambahkan, perusahaan tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan terlalu banyak kemungkinan yang akan terjadi.
Ia mencatat, sebagian besar pelanggan Unisem di Malaysia berasal dari Amerika Serikat.
Departemen Perdagangan AS tidak menanggapi permintaan komentar.
Perusahaan pengemasan chip besar lainnya di negara ini termasuk Malaysian Pacific Industries dan Inari Amertron. Sayangnya, mereka tidak menanggapi permintaan komentar Reuters.
Perusahaan-perusahaan China juga tertarik untuk merakit chip mereka di luar Tiongkok karena hal ini juga dapat mempermudah penjualan produk mereka di pasar non-China.
Malaysia saat ini menguasai 13% pasar global untuk pengemasan, perakitan, dan pengujian semikonduktor dan bertujuan untuk meningkatkannya menjadi 15% pada tahun 2030.
Baca Juga: Intel Menunda Ekspansi Lanjutan di Vietnam
Perusahaan chip China yang telah mengumumkan rencana untuk berekspansi di Malaysia termasuk Xfusion, bekas unit Huawei, yang pada bulan September mengatakan akan bermitra dengan NationGate Malaysia untuk memproduksi server GPU.
Ini merupakan server yang dirancang untuk pusat data dan yang digunakan dalam AI dan komputasi kinerja tinggi.
StarFive yang berbasis di Shanghai juga membangun pusat desain di Penang. Perusahaan pengemasan dan pengujian chip TongFu Microelectronics mengatakan tahun lalu bahwa mereka akan memperluas fasilitasnya di Malaysia.
Dengan menawarkan serangkaian insentif, Malaysia telah menarik investasi chip bernilai miliaran dolar. Infineon Jerman mengatakan pada bulan Agustus bahwa pihaknya akan menginvestasikan 5 miliar euro (US$ 5,4 miliar) untuk memperluas pabrik chip listriknya di sana.
Pembuat chip AS Intel mengumumkan pada tahun 2021 bahwa mereka akan membangun pabrik pengemasan chip canggih senilai US$ 7 miliar di Malaysia.