kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan China masih getol melantai di bursa AS


Minggu, 25 April 2021 / 16:56 WIB
Perusahaan China masih getol melantai di bursa AS
ILUSTRASI. Perusahaan asal China dan Hong Kong berhasil mengumpulkan dana IPO US$ 6,6 miliar tahun ini dari bursa AS.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Aksi korporasi lewat penawaran umum perdana (IPO) perusahaan China menjadi yang terbanyak di bursa efek Amerika Serikat (AS). Bahkan, perusahaan China dan Hong Kong berhasil mengumpulkan dana IPO US$ 6,6 miliar tahun ini.

Mengutip Bloomberg, Minggu (25/4), pengumpulan dana IPO itu mencatatkan rekor awal tahun dan meningkat delapan kali lipat dari periode yang sama pada tahun 2020. Hal ini dibarengi penjualan saham-saham perusahaan China yang diterima baik oleh investor di AS tahun ini.

Guna mendukung IPO lebih luas, HongĀ  Kong telah mengubah aturan pencatatan untuk memudahkan perusahaan baru melantai di bursa efek sehingga tidak menghentikan aliran dana ke AS.

Baca Juga: Ant Group tengah menjajaki opsi bagi Jack Ma untuk mendivestasi sahamnya

Faktanya, lalu lintas bursa sekarang berjalan dua arah karena perusahaan-perusahaan China masuk ke bursa AS dan Hong Kong untuk memperluas basis investor serta strategi lindung nilai terhadap risiko penghapusan daftar efek.

Para bankir mengatakan, banyak perusahaan pergi ke AS karena mengetahui bahwa mereka dapat terdaftar pula di bursa Hong Kong.

Misalnya, Didi Chuxing juga sedang menjajaki kemungkinan penawaran ganda di Hong Kong nanti. Sementara produsen mobil listrik China Xpeng Inc. juga sedang menjajaki penjualan saham di Hong Kong kurang dari setahun setelah melantai di bursa New York.

Pasar modal AS telah lama menarik perusahaan China karena sejumlah alasan mulai dari likuiditas yang lebih besar, basis investor yang lebih luas, dan pamor bursa AS. Perusahaan teknologi dan tekfin telah berbondong-bondong ke AS karena prosesnya yang lebih mudah serta keterbukaan yang lebih besar terhadap bisnis yang merugi.

"AS masih menjadi magnet bagi IPO perusahaan teknologi China. Saya tidak melihat ada jeda untuk itu. Saya pikir pipeline-nya sangat kuat," kata Kepala Ekusitas Swasta di firma hukum Hogan Lovells Stephanie Tang.

Startup truk mirip Uber, Full Truck Alliance, juga sedang berencana IPO diĀ  AS tahun ini untuk menargetkan dana sekitar US$ 2 miliar

"Perusahaan China dalam ekonomi baru tampaknya tidak terhalang untuk mencari listing AS meskipun ada ketegangan yang sedang berlangsung. Mereka menganggap itu sebagai salah satu risiko, tapi itu tidak membuat menjadi halangan," terang Partner di Freshfields Bruckhaus Deringer Calvin Lai.

Banjir IPO perusahaan China menunjukkan sedikit tanda-tanda pelonggaran saat ada ancaman penghapusan di bursa efek AS. Komisi Sekuritas dan Bursa AS mulai menerapkan undang-undang yang memaksa para firma akuntansi untuk memperbolehkan regulator AS mengaudit keuangan perusahaan dari luar negeri.

Jika melanggar ketentuan, pemerintah akan menghapus perusahaan tersebut dalam daftar bursa efek New York. China sendiri sudah lama menolak kebijakan audit karena menyangkut masalah keamanan nasional.

Terlepas dari semua risiko, IPO perusahaan China terus tumbuh sehingga berpotensi meningkatkan pengumpulan dana tahun ini. Perusahaan China mengumpulkan hampir US$ 15 miliar melalui IPO di AS pada tahun 2020, rekor tertinggi kedua setelah 2014, ketika raksasa e-commerce Alibaba Group Holding Ltd. memperoleh US$ 25 miliar dari IPO.

Selanjutnya: Siap IPO di AS, Aihuishou membidik dana hingga US$ 1 miliar




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×