kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perusahaan elektronik raksasa China mengejutkan market karena default


Kamis, 21 November 2019 / 03:54 WIB
Perusahaan elektronik raksasa China mengejutkan market karena default


Sumber: South China Morning Post,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pabrikan elektronik raksasa China, Tunghsu Optoelektronik Technology, mencari bantuan dari pemerintah setempat setelah mengalami default dua pembayaran obligasi. Kondisi ini menjadikan Tunghsu sebagai korban perusahaan swasta terbaru yang terlilit utang.

Dampak dari hal ini, lembaga pemeringkat internasional S&P Global langsung memangkas peringkat pemiliknya, Tunghsu Group.

Melansir South China Morning Post, perusahaan induk pengendali produsen bahan display fotoelektrik terbesar di Tiongkok berencana untuk menyerahkan 51,5% saham mayoritas kepada pengawas aset milik negara kota Hejiazhuang di China utara. Hal itu terungkap dalam keterbukaan informasi di bursa saham setempat pada hari Selasa lalu.

Dijelaskan, Tunghsu gagal membayar utang pokok dan bunga senilai lebih dari 2 miliar yuan (US$ 285 juta) untuk dua obligasi domestik yang jatuh tempo pada hari Senin. Pada Senin malam, dalam surat yang terpisah, perusahaan ini menyalahkan krisis likuiditas jangka pendek sebagai penyebab default.

"Perusahaan secara aktif mencari pendanaan dan bernegosiasi dengan kreditor," kata Tunghsu dalam pernyataannya. "Semua operasi tetap berjalan normal."

Gagal bayar ini sangat mengejutkan market karena sebelumnya Tunghsu telah melaporkan kepemilikan uang tunai atau setara tunai lebih dari 18 miliar yuan pada akhir September dalam laporan triwulanan terbarunya. Jumlah tersebut  lebih dari cukup untuk memenuhi pembayaran obligasi.

Default tersebut mencerminkan kondisi likuiditas yang sangat ketat yang dihadapi oleh perusahaan swasta China, yang menyumbang lebih dari 60% Produk Domestik Bruto negara dan mempekerjakan lebih dari 80% tenaga kerja.




TERBARU

[X]
×