Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari
China meminta platform e-commerce untuk menutup toko online yang menjual rokok elektronik tahun lalu. Kebijakan ini merupakan langkah untuk menghentikan anak di bawah umur membeli dan mengkonsumsi rokok elektrik. Di China rokok elektrik memiliki potensi pasar yang cukup besar mengingat jumlah perokok di Negeri Tirai Bambu itu mencapai 300 juta.
Regulator di luar negeri juga mencari cara untuk mengatur industri yang baru lahir tersebut. Awal Januari 2020 ini, Badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (AS) atau Food and Drug Administration mengambil langkah untuk mengekang penjualan rokok elektrik rasa di AS.
Baca Juga: Industri rokok elektrik di China mulai loyo
Pengawasan ketat di AS dan China telah memberi tekanan pada rantai pasokan rokok elektronik Cina di kota Shenzhen selatan, tempat sekitar 90% rokok elektronik dunia diproduksi.
Menurut asosiasi perdagangan e-rokok teratas Tiongkok, angkatan kerja di seluruh rantai pasokan industri di negara itu menyusut sekitar 10% pada musim gugur lalu karena peraturan yang mengurangi permintaan.