Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
PENGHU ISLAND. Sekitar 47 orang dinyatakan tewas setelah pesawat penumpang TransAsia Airways Corp jatuh saat mencoba mendarat di bandara Penghu Island. Sebelumnya sempat tersiar kabar bahwa korban yang tewas mencapai 51 orang. (Baca: Maskapai Taiwan gagal mendarat, 51 orang tewas?)
Kemarin (23/7), TransAsia Airways dengan nomor penerbangan GE222 berjenis ATR 72, jatuh di destinasi keduanya menuju Bandara Magong di tengah hujan deras pada pukul 19.20 waktu lokal. Menurut Sherry Liu, investigator dari Badan Keamanan Penerbangan Taiwan, dari kejadian tersebut, 11 orang terluka.
Juru Bicara TransAsia Alison Kao di Taipei mengungkapkan, pesawat tersebut membawa 54 penumpang, dua pilot, dan dua awak kabin. Dua orang dari penumpang tersebut berkewarganegaraan Prancis. Pesawat terbang dari Bandara Internasional Kaohsiung Taiwan Selatan.
TransAsia yang didirikan sejak 1951 sebagai pesawat sipil swasta pertama Taiwan, menerbangkan delapan pesawat berjenis ATR-72. Mayoritas penerbangannya adalah domestik dan penerbangan internasional jarak pendek. Pada Desember 2002, sebuah pesawat ATR jatuh ke laut yang menewaskan dua pilotnya.
Berdasarkan situs maskapai TransAsia, penerbangan GE 222 mengalami delay atau penundaan dan berangkat pada pukul 17.35 waktu Taiwan. Adapun jadwal aslinya adalah pukul 16.00 untuk selanjutnya terbang ke Penghu selama 35 menit.
Presiden Taiwan Ma Ying-jeou mengungkapkan kesedihannya atas peristiwa ini. Dapat dikatakan, kejadian ini merupakan kecelakaan pesawat paling serius dalam beberapa tahun terakhir. Ying-jeou menyerukan dukungan untuk keluarga korban dan melakukan investigasi secara serius.
Pilot dari GE 222 sudah terbang selama 25 tahun dan memiliki jam penerbangan hampir 30.000 jam. Sementara, co-pilot sudah terbang selama 2,5 tahun dengan jam terbang hampir 3.000 jam. Keduanya merupakan warga Taiwan.