Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Shanghai. Polemik Amerika Serikat vs China yang terus memanas mempengaruhi minat investasi. Pengusaha Amerika Serikat di China pesimistis kondisi perseteruan kedua negara akan membaik dalam waktu dekat sehingga mereka enggan meningkatkan kembali investasinya di negeri panda. Bahkan, sebagian pengusaha Amerika Serikat di China menyatakan akan relokasi industri ke negara lain.
Pernyataan tersebut berasal dari survei tahunan yang dilakukan oleh Kamar Dagang Amerika di Shanghai dan konsulat PwC China pada 16 Juni-16 Juli. Survei mendapatkan tanggapan dari 346 perusahaan yang mencakup beberapa sektor, seperti industri manufaktur, otomotif, dan farmasi.
Hasil survei menyatakan setengah dari jumlah perusahaan Amerika Serikat yang berada di China yakin hubungan kedua negara yang memburuk akan berlangsung setidaknya 3 tahun ke depan.
Menurut survei sentimen bisnis tahunan yang dilakukan tersebut, menunjukkan adanya peningkatan tajam kekhawatiran terhadap ketegangan perdagangan antara AS dan China, sebesar 30% dibanding 2019. Sementara, 27% pendapat mengatakan mereka yakin ketegangan akan berlangsung tanpa batas, dibandingkan pada tahun lalu hanya 13% yang berpendapat demikian.
Baca juga: China diduga uji jet tempur canggih pakai teknologi pesawat siluman, ini kemampuannya
“Ketegangan AS-China adalah perhatian utama bagi komunitas bisnis Amerika di sini,” kata Ker Gibbs, presiden kamar bisnis, dalam acara perilisan laporan tersebut, seperti yang dilansir dari Reuters pada Rabu (9/9/2020).
"Dialog Beijing, Washington ini, mereka perlu menyelesaikannya, karena berdampak pada kinerja bisnis di sini," imbuhnya.
Ketegangan AS-China, yang sudah tinggi setelah perang perdagangan tahun lalu, dikatakannya semakin meningkat tahun ini karena wabah Covid-19. Kemudian ditambah, ketika Washington memasukkan perusahaan teknologi China ke dalam daftar hitam dengan alasan keamanan nasional.
Dengan semakin dekatnya pemilihan AS, Presiden Donald Trump pekan ini kembali mengangkat gagasan untuk memisahkan ekonomi AS dan China, yang juga dikenal sebagai keterlepasan. Hal itu menunjukkan seolah bahwa AS tidak akan kehilangan uang, jika kedua negara tersebut tidak lagi berbisnis.