kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pesimistis dengan hubungan AS-China, 14% pengusaha AS di China akan relokasi industri


Kamis, 10 September 2020 / 07:52 WIB
Pesimistis dengan hubungan AS-China, 14% pengusaha AS di China akan relokasi industri
ILUSTRASI. Pesimistis dengan hubungan AS-China, 14% pengusaha AS di China akan relokasi industri


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Shanghai. Polemik Amerika Serikat vs China yang terus memanas mempengaruhi minat investasi. Pengusaha Amerika Serikat di China pesimistis kondisi perseteruan kedua negara akan membaik dalam waktu dekat sehingga mereka enggan meningkatkan kembali investasinya di negeri panda. Bahkan, sebagian pengusaha Amerika Serikat di China menyatakan akan relokasi industri ke negara lain.

Pernyataan tersebut berasal dari survei tahunan yang dilakukan oleh Kamar Dagang Amerika di Shanghai dan konsulat PwC China pada 16 Juni-16 Juli. Survei mendapatkan tanggapan dari 346 perusahaan yang mencakup beberapa sektor, seperti industri manufaktur, otomotif, dan farmasi.

Hasil survei menyatakan setengah dari jumlah perusahaan Amerika Serikat yang berada di China yakin hubungan kedua negara yang memburuk akan berlangsung setidaknya 3 tahun ke depan.

Menurut survei sentimen bisnis tahunan yang dilakukan tersebut, menunjukkan adanya peningkatan tajam kekhawatiran terhadap ketegangan perdagangan antara AS dan China, sebesar 30% dibanding 2019. Sementara, 27% pendapat mengatakan mereka yakin ketegangan akan berlangsung tanpa batas, dibandingkan pada tahun lalu hanya 13% yang berpendapat demikian.

Baca juga: China diduga uji jet tempur canggih pakai teknologi pesawat siluman, ini kemampuannya

“Ketegangan AS-China adalah perhatian utama bagi komunitas bisnis Amerika di sini,” kata Ker Gibbs, presiden kamar bisnis, dalam acara perilisan laporan tersebut, seperti yang dilansir dari Reuters pada Rabu (9/9/2020).

"Dialog Beijing, Washington ini, mereka perlu menyelesaikannya, karena berdampak pada kinerja bisnis di sini," imbuhnya.

Ketegangan AS-China, yang sudah tinggi setelah perang perdagangan tahun lalu, dikatakannya semakin meningkat tahun ini karena wabah Covid-19. Kemudian ditambah, ketika Washington memasukkan perusahaan teknologi China ke dalam daftar hitam dengan alasan keamanan nasional.

Dengan semakin dekatnya pemilihan AS, Presiden Donald Trump pekan ini kembali mengangkat gagasan untuk memisahkan ekonomi AS dan China, yang juga dikenal sebagai keterlepasan. Hal itu menunjukkan seolah bahwa AS tidak akan kehilangan uang, jika kedua negara tersebut tidak lagi berbisnis.

Sebagai dampak kekhawatiran tentang ketegangan bilateral serta ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh pandemi virus corona, hanya 29% perusahaan yang berencana meningkatkan investasi mereka di China tahun ini. Turun dari 47% pada 2019.

Lalu, 32% responden mengatakan bahwa mereka yakin memburuknya hubungan AS dan China memengaruhi kemampuan mereka untuk mempertahankan staf lokal dan ekspatriat, yang mana pandangan tersebut sangat menonjol di sektor pendidikan dan logistik. “Ini tentang daya tarik brand AS mengingat atmosfer ketegangan ini,” kata Mark Gilbraith, pemimpin konsultan manajemen untuk PwC China.

Namun, proporsi perusahaan dengan prospek 5 tahun pesimistis sedikit menurun, menjadi 18,5% dibandingkan 21,1% pada 2019. Kendati demikian, survei mencatat tentang prospek 5 tahun pesimistis tetap tinggi secara historis. Hingga 2019, perusahaan dengan prospek 5 tahun pesimistis telah berada di sekitar 7% selama beberapa tahun.

Baca juga: Indonesia terancam masuk jurang resesi ekonomi, ini saran ekonom untuk kita semua

Sementara itu, lebih dari 90 persen responden mengatakan mereka berkomitmen untuk tetap tinggal di China. Kemudian, sekitar lebih dari 70% dari 200 perusahaan dengan outsourcing produksi di China mengatakan, mereka tidak bermaksud untuk mengalihkan manufaktur ke negara lain.

Kurang dari 4% memindahkan sebagian produksi kembali ke Amerika Serikat. Sementara 14% memindahkan sebagian produksi ke lokasi non-AS. Sisanya merupakan campuran dari beberapa produksi di China dan beberapa di luar China.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Semakin Memanas, Perusahaan AS di China Prediksi Hubungan Buruk Berlangsung hingga 3 Tahun ke Depan",

Penulis : Shintaloka Pradita Sicca
Editor : Shintaloka Pradita Sicca

Selanjutnya: Daftar minuman dan makanan penurun daya tahan tubuh yang harus dihindari saat pandemi




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×