Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - ZURICH. Pfizer memasang target: bisa memproduksi 10 juta hingga 20 juta dosis vaksin untuk virus corona baru yang mereka kembangkan bersama BioNtech pada akhir 2020 untuk penggunaan darurat.
Pfizer dari Amerika Serikat (AS) dan BioNtech asal Jerman, yang sedang mengembangkan empat kandidat vaksin, telah memberi dosis pertama ke manusia di Jerman dan berharap memulai uji coba di AS segera sambil menunggu persetujuan regulator.
Pfizer, BioNtech, dan banyak perusahaan serta ilmuwan lain sedang berlomba untuk mengembangkan vaksin untuk virus corona. AstraZeneca yang bergabung dengan Universitas Oxford pada proyek vaksin juga sudah menguji coba pada sukarelawan.
Baca Juga: Melihat perjalanan Sinovac mengembangkan vaksin virus corona
Menyediakan jutaan dosis hanya dalam beberapa bulan, seperti yang Pfizer harapkan, akan menandai kecepatan yang hampir tidak pernah terjadi sebelumnya untuk vaksin baru, dan memerlukan tindakan pengaturan yang cepat bahkan untuk penggunaan darurat.
"Tentu saja, kami perlu melihat dan menunggu untuk melihat, bagaimana kemanjuran dan keamanan vaksin diperlihatkan, semoga dalam beberapa bulan mendatang," kata Nanette Cocero, Kepala Global Pfizer Vaccines dalam konferensi video yang diselenggarakan Federasi Internasional Produsen dan Asosiasi Farmasi (IFPMA), Kamis (30/4).
"Tetapi, dengan asumsi itu diperlihatkan, kami berupaya untuk meningkatkan produksi agak cepat untuk memiliki sekitar 10 juta hingga 20 juta dosis pada akhir tahun ini, yang diharapkan kemudian tentu saja akan digunakan dalam jenis pengaturan darurat," ujar Cocero seperti dikutip Reuters.
Produsen obat lain yang menguji vaksin untuk virus corona termasuk Moderna, Johnson & Johnson, dan Novavax, serta proyek yang lebih kecil seperti di Rumah Sakit Inselspital, Bern, Swiss. Tak ketinggalan, Sinovac Biotech yang berbasis di Beijing, China.
Baca Juga: Kabar baik, hasil uji coba obat remdesivir tunjukkan efek signifikan obati corona
Sementara uji coba atas manusia baru saja mulai, Sinovac mengatakan siap untuk membuat 100 juta dosis per tahun untuk memerangi virus yang muncul di Cina Tengah akhir tahun lalu tersebut sebelum menyebar ke seluruh dunia.
Negara-negara mempertaruhkan miliaran dollar pada proyek-proyek yang mungkin tidak pernah terbukti berhasil, karena putus asa untuk menemukan pengobatan pencegahan untuk virus yang telah menewaskan lebih dari 200.000 orang dan membinasakan ekonomi global.