Sumber: Yonhap,Yonhap | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un telah membuka pertemuan Komisi Militer Pusat dari Partai Buruh yang berkuasa. Dalam pertemuan tahunan itu, Kim menyerukan "postur siaga tinggi" terhadap situasi yang "cepat berubah" di Semenanjung Korea.
Selama pertemuan yang diadakan pada hari Jumat, Kim juga membahas "tugas penting" untuk membuat "perubahan baru dalam pekerjaan pertahanan nasional secara keseluruhan," kata Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) tanpa merinci apa tugas penting itu.
"Pertemuan itu menetapkan tugas-tugas penting untuk membawa perubahan baru dalam keseluruhan pekerjaan pertahanan nasional seperti yang dipersyaratkan oleh situasi yang berubah dengan cepat baru-baru ini di sekitar semenanjung Korea dan lingkungan internal dan eksternal revolusi kita," kata KCNA.
Kim juga menganalisis situasi yang berlaku dan "keadaan nyata" dari pekerjaan Tentara Rakyat dan menetapkan "tugas-tugas strategis yang harus dipegang teguh secara permanen olehnya dan cara-cara untuk mengembangkan angkatan bersenjata revolusioner," menurut KCNA.
"Tentara Rakyat harus kukuh menjalankan tugas dan kebijakan Partai tentang pembangunan tentara tanpa sejengkal pun penyimpangan dan menjaga postur siaga tinggi untuk memenuhi misi mulia dan tugasnya membela kedaulatan dan keamanan negara," tegas Kim seperti dikutip KCNA.
Dalam pertemuan itu, juga dibahas masalah organisasi, termasuk pemecatan dan pengangkatan perwira komando dan di tingkat korps.
Kim tampaknya telah memimpin pertemuan menjelang sesi pleno Komite Sentral Partai Buruh yang menurut Korea Utara akan diadakan pada awal Juni untuk mengambil "langkah-langkah tambahan negara guna memecahkan masalah ekonomi mendesak yang tertunda dan kehidupan masyarakat."
Media pemerintah Korea Utara belum melaporkan kapan pertemuan Partai Buruh itu akan diadakan. Namun, dari pertemuan hari Jumat menunjukkan bahwa pertemuan pleno sudah dekat.
Sesi pleno telah menarik perhatian karena Korea Utara dapat mengungkap arah kebijakannya tentang Amerika Serikat dan Korea Selatan menyusul penyelesaian tinjauan kebijakan Korea Utara baru-baru ini oleh Washington.
Bulan lalu, Presiden Moon Jae-in dan Presiden AS Joe Biden juga sepakat pada pertemuan puncak untuk mengejar diplomasi untuk menyelesaikan masalah nuklir Korea Utara.