kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

PM Baru Jepang Shigeru Ishiba Umumkan Kabinetnya Jelang Pemilihan Umum


Selasa, 01 Oktober 2024 / 16:45 WIB
PM Baru Jepang Shigeru Ishiba Umumkan Kabinetnya Jelang Pemilihan Umum
ILUSTRASI. Perdana Menteri baru Jepang, Shigeru Ishiba, mengumumkan kabinetnya. Charly Triballeau/Pool via REUTERS


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - Perdana Menteri baru Jepang, Shigeru Ishiba, mengumumkan kabinetnya dalam upaya untuk meredakan perpecahan di dalam Partai Demokrat Liberal (LDP) dan memenangkan mandat nasional melalui pemilihan umum cepat yang akan diadakan pada 27 Oktober.

Ishiba, yang berusia 67 tahun dan mantan Menteri Pertahanan, terpilih sebagai pemimpin partai minggu lalu setelah memenangkan pemilihan ketat melawan Sanae Takaichi. Pada hari yang sama, ia dikukuhkan sebagai perdana menteri oleh parlemen Jepang, dan dijadwalkan akan mengadakan konferensi pers pertamanya di Tokyo.

Pendekatan Diplomatik Ishiba: Hubungan dengan Amerika Serikat

Salah satu perhatian utama dari administrasi Ishiba adalah pendekatan diplomatiknya terhadap sekutu terdekat Jepang, Amerika Serikat. Ishiba telah berulang kali menyerukan hubungan yang lebih seimbang antara Tokyo dan Washington.

Baca Juga: Profil Shigeru Ishiba, PM Jepang Baru: Pernah Menyerukan Pembentukan NATO Asia

Ia ingin menata ulang hubungan tersebut, yang selama ini didominasi oleh pengaruh kuat Amerika dalam bidang pertahanan dan keamanan regional.

Ishiba juga mengusulkan pembentukan versi Asia dari aliansi keamanan kolektif seperti NATO untuk menghalau pengaruh China yang semakin agresif.

Meskipun gagasan ini menuai kritik dari Beijing, yang memandangnya sebagai ancaman terhadap keamanan regional, langkah ini menunjukkan tekad Ishiba untuk memperkuat keamanan Jepang dan wilayah Asia Timur secara keseluruhan. Namun, seorang pejabat senior AS telah menyebut ide ini terlalu tergesa-gesa.

Tantangan Domestik: Ekonomi Lamban dan Biaya Hidup Meningkat

Di dalam negeri, Ishiba dihadapkan pada ketidakpuasan publik yang meningkat akibat kenaikan biaya hidup dan lambannya pemulihan ekonomi. Jepang terus berjuang melawan deflasi dan pertumbuhan ekonomi yang stagnan, yang telah menjadi masalah kronis selama beberapa dekade.

Untuk meredakan kekhawatiran publik dan memperbaiki kondisi ekonomi, Ishiba perlu menavigasi kebijakan ekonomi yang tepat, sembari menangani lingkungan keamanan yang semakin tidak menentu di Asia Timur, yang dipicu oleh China yang semakin tegas dan ancaman nuklir Korea Utara.

Baca Juga: Partai Demokrat Liberal Jepang akan Pilih Pemimpin Baru untuk Gantikan PM Kishida

Kabinet Ishiba: Kombinasi Rival dan Sekutu

Dalam langkah yang dianggap sebagai strategi politik untuk menjaga stabilitas internal, Ishiba menunjuk kombinasi rival dan sekutunya ke dalam kabinet baru. Dari 20 menteri yang diumumkan, hanya dua di antaranya adalah perempuan, lebih sedikit dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya.

Dua saingan utama Ishiba dalam pemilihan kepemimpinan LDP, Katsunobu Kato dan Yoshimasa Hayashi, mendapatkan posisi penting. Kato, yang dikenal sebagai pendukung kebijakan fiskal dan moneter ekspansif "Abenomics" dari mantan Perdana Menteri Shinzo Abe, ditunjuk sebagai Menteri Keuangan.

Penunjukan Kato dipandang sebagai upaya untuk meredakan kekhawatiran mengenai strategi ekonomi kabinet baru.

Hayashi, yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Kabinet, tetap menduduki posisi tersebut. Posisi ini sangat penting karena mencakup peran sebagai juru bicara utama pemerintah.

Sementara itu, Takeshi Iwaya, sekutu dekat Ishiba dan mantan Menteri Pertahanan, ditunjuk sebagai Menteri Luar Negeri. Gen Nakatani, yang pernah memegang jabatan Menteri Pertahanan pada 2016, kembali mengisi posisi yang sama. Yoji Muto, mantan wakil menteri, diberi tanggung jawab di Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri.

Reaksi pasar terhadap terpilihnya Ishiba cukup beragam. Pada Senin, indeks saham Nikkei turun hampir 5% sebagai respons terhadap penguatan yen setelah kemenangan Ishiba atas Takaichi, seorang pendukung kebijakan ekspansi moneter. Namun, pada hari Selasa, indeks Nikkei mulai pulih, menunjukkan harapan investor terhadap kebijakan ekonomi kabinet baru.

Baca Juga: Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida Mundur, Sejumlah Kandidat Pengganti Bermunculan

Tantangan dalam Memimpin Partai yang Terpecah

Meski Ishiba berhasil memenangkan kepemimpinan LDP, ia tetap menghadapi tantangan dalam menyatukan partai yang terpecah. Lima anggota parlemen yang bersaing dengannya dalam pemilihan kepemimpinan tidak diikutsertakan dalam kabinetnya maupun diberikan jabatan penting di partai.

Di antara mereka adalah Sanae Takaichi, seorang konservatif garis keras yang dikalahkan Ishiba dengan selisih 215 suara melawan 194. Media lokal melaporkan bahwa Takaichi menolak tawaran jabatan senior di partai.

Ketiadaan dukungan dari tokoh-tokoh kunci partai dapat menyulitkan Ishiba untuk mengelola partai yang tengah dilanda skandal, termasuk dugaan donasi yang tidak tercatat dalam acara penggalangan dana.

Yoshihiko Noda, pemimpin Partai Demokrat Konstitusional Jepang, partai oposisi terbesar, menyatakan bahwa mereka akan menyerang LDP terkait skandal-skandal tersebut dalam pemilihan mendatang.

Prediksi Pemilu: LDP Masih Berkuasa

Meskipun LDP menghadapi tantangan besar, partai yang telah berkuasa di Jepang selama sebagian besar era pasca-perang ini tetap diprediksi akan memegang kekuasaan dalam pemilihan umum mendatang.

Baca Juga: Shigeru Ishiba jadi Perdana Menteri Jepang yang Baru

Sebuah jajak pendapat oleh surat kabar Mainichi menunjukkan bahwa sepertiga responden mendukung LDP, sementara hanya 15% yang mendukung Partai Demokrat Konstitusional sebagai oposisi utama. Lebih dari setengah responden, termasuk mereka yang mendukung partai oposisi, menyatakan optimisme terhadap penunjukan Ishiba sebagai perdana menteri baru.

Dengan dukungan publik yang relatif kuat dan oposisi yang lemah, LDP di bawah kepemimpinan Ishiba tampaknya masih memiliki peluang besar untuk mempertahankan kekuasaan, meskipun tantangan internal dan eksternal tetap signifikan.



TERBARU

[X]
×