kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PM China: Situasi Ukraina Mengkhawatirkan, Penting untuk Dukung Gencatan Senjata


Jumat, 11 Maret 2022 / 12:21 WIB
PM China: Situasi Ukraina Mengkhawatirkan, Penting untuk Dukung Gencatan Senjata
ILUSTRASI. Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan pada Jumat (11/3), situasi Ukraina mengkhawatirkan dan penting untuk mendukung Rusia dan Ukraina dalam pembicaraan gencatan senjata. Liu Zhen/CNS via REUTERS.


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan pada Jumat (11/3), situasi Ukraina mengkhawatirkan dan penting untuk mendukung Rusia dan Ukraina dalam pembicaraan gencatan senjata.

Berbicara dalam konferensi pers pada penutupan sidang parlemen tahunan, Li tidak secara langsung menjawab pertanyaan Reuters tentang apakah China akan menahan diri untuk tidak mengutuk Rusia, tidak peduli apa yang negara itu lakukan, atau apakah China siap untuk memberikan dukungan ekonomi dan keuangan lebih lanjut untuk Rusia saat menghadapi sanksi.

China dan Rusia telah menjalin kemitraan yang semakin erat, dan China telah menolak untuk mengutuk serangan Rusia ke Ukraina atau menyebutnya sebagai invasi.

Beijing telah berulang kali menyatakan penolakannya terhadap apa yang mereka gambarkan sebagai sanksi ilegal yang dijatuhkan oleh Barat terhadap Rusia, dan telah menyerukan solusi negosiasi untuk krisis tersebut.

Baca Juga: China: NATO Dorong Ketegangan antara Rusia dan Ukraina ke Titik Puncak

Sebelumnya, Presiden China Xi Jinping pada Selasa (8/3) menyerukan, "pengendalian maksimum" di Ukraina. Dan, dalam pernyataan terkuatnya hingga saat ini tentang konflik Rusia dan Ukraina, dia mengatakan, China "sedih melihat api perang menyala kembali di Eropa".

Xi, berbicara dalam pertemuan virtual dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz, menyebutkan, ketiga negara harus bersama-sama mendukung pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina, CCTV melaporkan, seperti dikutip Reuters.

Presiden China menggambarkan situasi di Ukraina sebagai "mengkhawatirkan" dan menyatakan, prioritas harus mencegah kondisi di negara itu meningkat atau "berputar di luar kendali".

Dia juga mengatakan, Prancis dan Jerman harus melakukan upaya untuk mengurangi dampak negatif dari krisis. Sekaligus menyatakan keprihatinan tentang dampak sanksi terhadap stabilitas keuangan global, pasokan energi, transportasi, dan rantai pasokan.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×