kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   23.000   1,19%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

PM Timor Leste Xanana Gusmao Soroti Ketidaksetaraan Ekonomi Global


Senin, 02 September 2024 / 20:55 WIB
PM Timor Leste Xanana Gusmao Soroti Ketidaksetaraan Ekonomi Global
ILUSTRASI. Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao mengatakan ketidaksetaraan ekonomi mengancam kehidupan masyarakat global. MEDIA CENTER KTT ASEAN 2023/M Agung Rajasa/pras.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perdana Menteri (PM) Timor Leste Xanana Gusmao mengatakan bahwa saat ini ketidaksetaraan ekonomi tengah mengancam kehidupan masyarakat global, hal tersebut dinilai mengancam negara-negara berkembang.

Hal tersebut dikatakan Xanana saat menghadiri Forum Tingkat Tinggi Kemitraan Multipihak atau High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF-MSP) dan Indonesia – Africa Forum kedua (IAF 2024) di Nusa Dua, Bali, Senin (2/9).

Xanana menjelaskan, beberapa negara seperti Indonesia, China dan India masih memiliki kekayaan, namun banyak negara berkembang dan negara kepulauan kecil yang tidak memilikinya bahkan sulit untuk maju.

Baca Juga: Jokowi Tetapkan 13 Negara dapat Bebas Visa Kunjungan ke Indonesia, Ini Rinciannya

“Pada saat yang sama, ketidaksetaraan global meningkat dan tidak dapat diterima bahwa 10 orang terkaya di dunia memiliki kekayaan lebih dari 3,1 juta orang, sementara banyak ratusan juta orang menderita kemiskinan,” ujar dia.

Xanana turut menyoroti isu krisis iklim yang semakin mengancam di banyak negara termasuk negara berkembang terutama negara kepulauan kecil.

“Kami berjuang untuk mengatasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim akibat kurangnya dana, teknologi, dan kapasitas,” terangnya.

Di tengah negara berkembang berjuang mengatasi perubahan iklim dengan dana yang terbatas, kata dia, negara maju malah gagal menepati janji dan kewajibannya dalam perjanjian internasional untuk mendukung finansial dan teknis yang dibutuhkan negara berkembang.

Baca Juga: Mandek 5 Tahun, Pembangunan Pabrik Semen Timor Terhambat Moratorium

“Mereka juga gagal memberikan dukungan yang diperlukan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB),” imbuhnya.

Lebih lanjut, Xanana menambahkan, negara berkembang kerap dieksploitasi oleh sistem ekonomi global. Hal ini terlihat dari bantuan asing termasuk bank pembangunan multilateral sering disertai syarat yang menguntungkan negara maju.

“Termasuk keamanan nasional dan kemampuan kami untuk melaksanakan rencana pembangunan khusus serta melindungi sumber daya alam kami yang dicuri,” tandasnya.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×