Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Ketegangan global meningkat setelah Israel melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, yang diklaim sebagai upaya mencegah Teheran mengembangkan senjata atom.
Ledakan terdengar di beberapa lokasi, termasuk situs pengayaan uranium utama Iran, menurut laporan media lokal dan saksi mata.
Baca Juga: Harga Minyak Melonjak Lebih dari 7%, Investor Panik Usai Israel Serang Iran
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut operasi ini sebagai "momen penentu dalam sejarah Israel", dan mengatakan negaranya menargetkan ilmuwan nuklir Iran serta pabrik rudal dalam serangan yang akan berlangsung selama beberapa hari ke depan.
Israel juga menetapkan status darurat nasional, mengantisipasi serangan balasan berupa rudal dan drone dari Iran.
Baca Juga: Operasi Rising Lion: Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran, Timur Tengah Memanas
Berikut sejumlah tanggapan dari para pemimpin dan pejabat dunia:
U.S. Secretary of State Marco Rubio:
"Israel bertindak secara unilateral. Kami tidak terlibat dalam serangan terhadap Iran, dan prioritas utama kami adalah melindungi pasukan Amerika di kawasan. Iran sebaiknya tidak menargetkan kepentingan atau personel AS."
Menlu Australia Penny Wong:
"Australia sangat prihatin terhadap eskalasi antara Israel dan Iran. Ini berisiko semakin mendestabilisasi kawasan yang sudah rapuh. Kami menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan mengedepankan diplomasi."
Baca Juga: Harga Emas Dunia Tembus Tertinggi 1 Bulan Jumat (13/6), Dipicu Ketegangan Israel-Iran
PM Selandia Baru Christopher Luxon:
"Ini perkembangan yang tidak diinginkan. Risiko salah perhitungan sangat tinggi. Kawasan itu tidak membutuhkan aksi militer tambahan."
Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi:
"Jepang akan terus melakukan upaya diplomatik semaksimal mungkin untuk mencegah memburuknya situasi, sambil memastikan keselamatan warga negaranya."
Serangan ini memicu lonjakan harga minyak dan emas, serta penurunan tajam di pasar saham Asia, menandai kekhawatiran investor global terhadap potensi perang terbuka di Timur Tengah.