Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Aktivitas manufaktur China kembali tumbuh pada Oktober, didorong oleh peningkatan pesanan baru yang memacu pertumbuhan produksi.
Ini menjadi tanda perbaikan sektor manufaktur pada awal kuartal terakhir, berdasarkan survei sektor swasta yang dirilis pada Jumat (1/11).
Indeks Caixin/S&P Global Manufacturing PMI naik menjadi 50,3 pada Oktober dari 49,3 di bulan sebelumnya, melampaui perkiraan analis yang diperkirakan sebesar 49,7 menurut survei Reuters.
Baca Juga: World Bank Perkirakan Harga Komoditas akan Anjlok hingga Tahun 2026
Angka ini selaras dengan survei resmi yang dirilis pada Kamis (31/10), menunjukkan aktivitas manufaktur China berkembang untuk pertama kalinya sejak April.
Pertumbuhan ini didorong oleh serangkaian stimulus yang diumumkan akhir September, saat Beijing berusaha membawa kembali laju ekonomi mendekati target tahunannya sekitar 5%.
Pasar kini menantikan rincian lebih lanjut tentang penerbitan utang tambahan oleh China untuk memulihkan ekonomi yang masih rapuh.
Pasar properti yang terus lesu dan kepercayaan konsumen yang rendah turut membebani pemulihan ekonomi terbesar kedua dunia ini.
Reuters melaporkan pada Selasa bahwa pemerintah mempertimbangkan persetujuan penerbitan utang baru lebih dari 10 triliun yuan (US$1,4 triliun) dalam beberapa tahun mendatang.
Baca Juga: Perang Dagang AS-China Belum Usai, Tiongkok Beri Sanksi ke Produsen Drone Terbesar AS
Menurut survei Caixin, pesanan baru yang masuk ke pabrik-pabrik China meningkat pada laju tercepat dalam empat bulan. Hal ini juga mendorong ekspansi produksi pada laju tercepat sejak Juni.
Kepercayaan produsen terhadap output masa depan meningkat, dengan tingkat optimisme yang mencapai titik tertinggi dalam lima bulan terakhir.
Aktivitas pembelian juga meningkat sebagai respons terhadap kenaikan pesanan baru, yang mengakibatkan akumulasi stok pembelian.
Produsen mencatat bahwa inventaris pascaproduksi naik akibat penundaan pengiriman keluar dan tingginya tingkat produksi.
Baik harga input maupun output mengalami kenaikan tipis pada Oktober.
Namun, pesanan ekspor baru berkontraksi untuk bulan ketiga berturut-turut, meskipun tidak setajam bulan sebelumnya.
Baca Juga: China Murka! Produsen Mobil Diminta Stop Investasi di Eropa Pendukung Tarif EV
Investor khawatir kemenangan kandidat Partai Republik Donald Trump dalam pemilu presiden AS minggu depan serta potensi peningkatan tarif terhadap produk China dapat mengganggu ekspor negara tersebut, yang menjadi titik terang bagi perekonomian tahun ini.
Meski ada peningkatan dalam aliran pekerjaan, tingkat kehilangan pekerjaan di pabrik-pabrik mencapai yang tercepat sejak Mei 2023.
Beberapa perusahaan mengurangi jumlah pekerja sementara dan menahan diri untuk tidak mengganti pekerja yang berhenti pada Oktober.
"Pasar tenaga kerja masih tertekan, dan harga tetap rendah," kata Wang Zhe, ekonom senior di Caixin Insight Group.
"Selain itu, pencapaian target pertumbuhan China untuk 2024 akan bergantung pada pemulihan permintaan konsumen yang berkelanjutan. Ini berarti kebijakan harus difokuskan pada peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan oleh rumah tangga secara lebih efektif."