Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Polisi Malaysia pada Kamis (15/10) mengatakan, mereka telah memanggil pemimpin oposisi Anwar Ibrahim terkait penyelidikan terhadap daftar viral anggota parlemen yang diduga mendukung upayanya untuk menjadi perdana menteri.
Anwar pada Selasa (13/10) bertemu dengan Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah dalam upaya untuk membuktikan bahwa ia memiliki dukungan mayoritas parlemen yang "meyakinkan" untuk menggantikan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin dan membentuk pemerintahan baru.
Kepolisian Malaysia sudah meminta Anwar untuk memberikan keterangan pada Jumat (16/10) atas laporan yang diajukan ke polisi tentang daftar 121 anggota parlemen yang dikatakan mendukung pemimpin oposisi itu, yang telah menjadi viral di media sosial.
"Hingga saat ini, total 113 laporan telah polisi terima," kata Direktur Investigasi Kriminal Kepolisian Malaysia Huzir Mohamed dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters. Sayang, dia tidak memerinci laporan itu.
Baca Juga: Anwar akan bentuk pemerintahan baru, Muhyiddin serahkan pada keputusan Raja Malaysia
Tetapi, menurut Huzir, penyelidikan mengacu ketentuan di bawah hukum pidana dan undang-undang multimedia yang mencakup pernyataan yang dapat menyebabkan kerusakan atau pelecehan publik. Hukuman untuk pelanggaran tersebut termasuk penjara hingga dua tahun dan denda.
Kantor Anwar tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters tentang pemanggilan oleh polisi.
Pada konferensi pers setelah pertemuannya dengan Raja pada Selasa, Anwar menyatakan, dia memiliki lebih dari 120 anggota parlemen yang mendukung pencalonan sebagai perdana meneteri.
Namun, Istana Kerajaan Malaysia kemudian mengatakan, Anwar hanya memberikan jumlah anggota parlemen yang menurutnya mendukung pencalonan sebagai perdana menteri, dan bukan identitas mereka.
Baca Juga: Anwar Ibrahim: Raja pelajari dokumen pembentukan pemerintahan baru Malaysia
Klaim Anwar untuk jabatan perdana menteri telah memicu perselisihan politik baru di Malaysia, yang bergulat dengan lonjakan kasus virus corona baru-baru ini dan resesi terburuknya sejak krisis keuangan global.
Jika Anwar berhasil mengamankan pos tersebut, itu akan menjadi puncak dari pencarian selama 22 tahun, termasuk hampir 10 tahun penjara atas tuduhan sodomi yang dia bantah. Itu juga berarti, Malaysia akan memiliki perdana menteri ketiga tahun ini.