kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -16.000   -0,82%
  • USD/IDR 16.335   7,00   0,04%
  • IDX 7.080   35,23   0,50%
  • KOMPAS100 1.029   6,98   0,68%
  • LQ45 798   3,30   0,42%
  • ISSI 227   2,83   1,26%
  • IDX30 417   1,08   0,26%
  • IDXHIDIV20 491   -0,59   -0,12%
  • IDX80 116   0,71   0,62%
  • IDXV30 119   0,86   0,73%
  • IDXQ30 135   -0,38   -0,28%

Ponsel Selundupan Ungkap Tingkat Sensor Ketat Rezim Korea Utara


Senin, 02 Juni 2025 / 17:03 WIB
Ponsel Selundupan Ungkap Tingkat Sensor Ketat Rezim Korea Utara
ILUSTRASI. Ponsel pintar yang berhasil diselundupkan keluar dari Korea Utara mengungkap rezim di bawah pimpinan Kim Jong-un mengendalikan akses warganya. REUTERS/Edgar Su


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebuah ponsel pintar yang berhasil diselundupkan keluar dari Korea Utara mengungkap sejauh mana rezim di bawah pimpinan Kim Jong-un mengendalikan akses warganya terhadap dunia luar.

Mengutip Unilad, investigasi terbaru dari BBC News menunjukkan bagaimana teknologi dimanfaatkan sebagai alat sensor dan propaganda oleh pemerintah negara tertutup tersebut.

Pemeriksaan Ponsel Ungkap Fitur Kontrol Ekstrem

Sekilas, ponsel yang diperiksa oleh tim jurnalis BBC tampak seperti perangkat pintar biasa yang umum digunakan di Amerika Serikat atau negara lainnya. Namun setelah ditelusuri lebih dalam, ponsel ini menyimpan sejumlah fitur yang dirancang khusus untuk memantau dan mengendalikan aktivitas penggunanya.

Baca Juga: Peringkat Kekuatan Militer Asia 2025, Indonesia di Atas Israel dan Korea Utara

Salah satu temuan paling mencengangkan adalah bahwa ponsel tersebut secara otomatis mengambil tangkapan layar setiap lima menit.

Gambar-gambar tersebut kemudian disimpan dalam folder tersembunyi yang tidak dapat diakses oleh pemilik ponsel, namun dapat dibuka oleh aparat pemerintah. Hal ini menunjukkan adanya sistem pengawasan internal yang ketat terhadap kehidupan pribadi warga.

Sensor Bahasa: Kata-Kata Diubah Otomatis

Selain pengawasan visual, sensor bahasa juga diterapkan secara sistematis. Dalam demonstrasinya, jurnalis BBC Jean Mackenzie mencoba mengetik kata “oppa”, yang dalam budaya Korea Selatan kerap digunakan untuk merujuk pada pacar laki-laki.

Namun, ponsel tersebut otomatis mengoreksi kata itu menjadi “comrade” (kawan), yang secara ideologis lebih sesuai dengan nilai-nilai negara komunis.

Lebih jauh lagi, saat kata “Korea Selatan” diketik, sistem dalam ponsel akan langsung menggantinya menjadi “negara boneka”—istilah propaganda yang digunakan Korea Utara untuk merujuk pada tetangganya di selatan. Hal ini menunjukkan bahwa sensor tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga ideologis.

Penyusupan Media Asing dan Reaksi Brutal Pemerintah

Selama bertahun-tahun, aktivis dari luar negeri mencoba menyusupkan media Korea Selatan ke dalam Korea Utara dengan berbagai metode kreatif, termasuk menyelundupkan USB berisi drama dan musik melalui botol-botol yang dihanyutkan di sungai perbatasan.

Namun, upaya ini kerap dibalas dengan tindakan keras. Media melaporkan bahwa pada tahun lalu, 30 remaja Korea Utara dieksekusi karena menonton drama Korea Selatan—ilustrasi nyata betapa ekstremnya kontrol informasi di negara tersebut.

Baca Juga: Gagal Luncurkan Kapal Perang, Korea Utara Tahan Insinyur Galangan Kapal

Teknologi sebagai Alat Indoktrinasi

Martyn Williams, seorang pakar teknologi dan informasi Korea Utara, mengatakan kepada BBC bahwa smartphone telah menjadi bagian dari strategi rezim untuk mengindoktrinasi masyarakatnya. “Alasan pengawasan ini adalah karena begitu banyak mitos tentang keluarga Kim yang dibuat-buat. Banyak yang mereka ceritakan adalah kebohongan,” ujarnya.

Dalam wawancara eksklusif, Kang Gyuri, seorang pembelot Korea Utara yang kini tinggal di Korea Selatan setelah melarikan diri pada 2023, menggambarkan betapa menyesakkan kehidupan di bawah rezim Kim.

“Saya merasa sangat tercekik dan tiba-tiba muncul keinginan untuk melarikan diri,” katanya.

“Dulu saya pikir semua negara dikendalikan seperti ini. Tapi kemudian saya sadar, hanya Korea Utara yang seperti ini,” tambahnya.

Selanjutnya: Rincian Biaya Kuliah Undip Jalur Mandiri 2025: UKT dan IPI Lengkap

Menarik Dibaca: 5 Manfaat Tranexamic Acid untuk Wajah, Ketahui Juga Efek Sampingnya!




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×