Sumber: Bloomberg | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membuka serangan baru terhadap rivalnya dari Partai Demokrat, Joe Biden. Trump menyerang Biden dengan menyebut kebijakannya akan membahayakan kehidupan orang Amerika.
Trump menuding bahwa Biden dan kaum radikal kirim ingin menghapus keberadaan polisi, dan menghapus cara hidup Amerika sehingga seorang pun tidak merasa aman di AS.
Baca Juga: Dukung China soal Laut China Selatan, Korut: Menlu AS bikin pernyataan sembrono
Mengutip Bloomberg, Kamis (16/7), serangan Trump ini di lakukan untuk mendongkrak popularitasnya yang tengah menurun berdasarkan hasil jajak pendapat, terutama dengan wanita kulit putih di pinggiran kota, yang tidak senang dengan tanggapan Trump terhadap protes keadilan rasial dan gerakan Black Lives Matter serta pandemi virus corona serta kemerosotan ekonomi.
Serangan Trump itu mengonfigurasi ide mengenai penggundulan polisi dan menghapus ICE yang dipegang beberapa orang progresif dengan pendekatan kebijakan tengah Biden.
Jajak Pendapat NPR/PBS Newshour/Marist Juni yang diadakan antara 22 dan 24 Juni menunjukkan bahwa 69% perempuan kulit putih berpendidikan tinggi tidak menyetujui kinerja pekerjaan Trump. Sebaliknya, 51% wanita kulit putih tanpa gelar sarjana menyetujui kinerja presiden.
Baca Juga: Usai tendang Huawei, Inggris akan digandeng AS untuk kembangkan rencana ini
Demikian pula, Jajak Pendapat Perguruan Tinggi New York Times-Siena yang diadakan antara 17 dan 22 Juni menunjukkan Biden dengan keunggulan 39 poin atas Trump di antara perempuan kulit putih dengan gelar sarjana.
Trump juga menyatakan menentang kebijakan era Obama yang memperkuat undang-undang anti-diskriminasi untuk perumahan di pinggiran kota.
“Saya pikir polisi melakukan pekerjaan yang luar biasa di negara ini dan Anda akan menjadi penipu, seperti yang Anda lakukan di industri apa pun, dalam bisnis apa pun, dalam profesi apa pun, tapi saya pikir mereka melakukan pekerjaan yang luar biasa. , ”Kata Trump Selasa.
"Kejahatan sudah habis, penembakan sudah sampai pada angka yang belum pernah dilihat siapa pun sebelumnya."
Baca Juga: Presiden Brasil Jair Bolsonaro kembali dites positif virus corona
Seorang juru bicara kampanye Trump, Tim Murtaugh, mengatakan bahwa Joe Biden tidak dapat melawan para ekstremis dalam partainya menyerang dan menggunduli polisi.
"Itu sudah membuat komunitas kita lebih berbahaya dan akan menjadi lebih buruk jika Biden terpilih," sambungnya.