Sumber: Reuters | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - LONDON. Rekor imigrasi menyebabkan populasi Inggris dan Wales meningkat sebanyak 610.000 menjadi 60,9 juta pada pertengahan tahun 2023, yang merupakan kenaikan tahunan terbesar dalam 75 tahun terakhir, demikian data resmi pada hari Senin (15/7).
Pertumbuhan penduduk alamiah, selisih antara kelahiran dan kematian turun menjadi hanya 400, terendah sejak tahun 1978, sementara migrasi internasional bersih meningkat menjadi 622.000, naik dari 548.500 dalam 12 bulan sebelumnya.
Sebanyak 13.800 orang juga pindah dari Inggris dan Wales ke Skotlandia atau Irlandia Utara.
Baca Juga: Inggris Sudah Enam Kali Berganti Pemimpin Sejak Brexit Tahun 2016
Kantor Statistik Nasional Inggris mengatakan bahwa peningkatan populasi di Inggris dan Wales merupakan yang terbesar sejak tahun 1948, ketika terjadi lonjakan kelahiran pasca-Perang Dunia Kedua dan kembalinya personil militer Inggris yang bertugas di luar negeri menyebabkan peningkatan 1,5 juta orang.
Jumlah penduduk di Inggris Raya mencapai 67,6 juta orang pada pertengahan tahun 2022. Data untuk tahun 2023 belum tersedia.
Output ekonomi belum dapat mengimbangi peningkatan populasi. Berdasarkan angka populasi sementara, produk domestik bruto per kepala pada tahun 2023 adalah 0,7% lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Migrasi bersih ke Inggris mencapai rekor 764.000 pada tahun 2022 dan turun 10% menjadi 685.000 pada tahun 2023, tetapi lebih dari dua kali lipat dari tingkat pada tahun 2015, tepat sebelum referendum Brexit.
Mengurangi imigrasi merupakan tujuan utama dari banyak orang Inggris yang memilih untuk meninggalkan Uni Eropa.
Baca Juga: Jutawan Inggris Bisa Berkurang Seperenam, Jutawan Negara-Negara Ini Justru Bertambah
Pemerintah Konservatif Inggris sebelumnya mengatakan ingin mengurangi imigrasi bersih, dan Partai Buruh Perdana Menteri Keir Starmer berjanji dalam kampanye pemilu untuk melakukannya juga dengan membuat ekonomi tidak terlalu bergantung pada pekerja asing.
Perubahan pasca-Brexit pada visa secara tajam mengurangi jumlah migran Uni Eropa ke Inggris, tetapi peraturan visa kerja yang baru menyebabkan lonjakan imigrasi dari India, Nigeria, dan Pakistan, yang sering kali untuk mengisi kekosongan tenaga kerja di bidang kesehatan dan layanan sosial.
Pada akhir tahun lalu, pemerintah memperketat peraturan untuk mencegah pekerja layanan sosial yang berupah rendah untuk membawa tanggungan.