Sumber: Reuters | Editor: Test Test
PARIS. Penyelesaian krisis utang Eropa tampaknya sulit tercapai. Perang kata-kata antara Prancis dan Jerman soal peran Bank Sentral Eropa (ECB) apakah harus mengintervensi lebih dalam untuk menghentikan krisis utang Zona Euro atau tidak, semakin kuat. Perselisihan itu menguat setelah pembelian obligasi oleh ECB gagal menenangkan pasar. Menghadapi risiko kenaikan biaya pinjaman karena peringkat kredit AAA terancam dipangkas, Prancis mendesak ECB bertindak lebih agresif. Apalagi, tekanan global semakin meningkat terutama dari Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Pasar obligasi bergejolak menyebar ke seluruh Eropa. Yield (imbal hasil) obligasi Italia bertenor 10 tahun naik di atas 7%, tidak terjangkau dalam jangka panjang. Yield obligasi yang diterbitkan Prancis , Belanda, Austria dan Jerman juga meningkat. Saham-saham Asia dan mata uang euro jatuh karena keraguan semakin dalam terkait kemampuan Eropa mengatasi krisis utang. “Peran ECB untuk memastikan stabilitas euro, tapi juga stabilitas keuangan Eropa. Kami percaya bahwa ECB akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan stabilitas keuangan di Eropa,” kata jurubicara pemerintah Prancis, Valerie Pecresse setelah sidang kabinet, Rabu malam (16/11) di Paris. Menteri Keuangan Prancis, Francois Baroin menegaskan pandangan Prancis bahwa dana talangan Zona Euro alias European Financial Stability Facility (EFSF) harus memiliki lisensi perbankan alias menjadi bank, yang justru ditolak Jerman. Menurut Baroin, hal ini memungkinkan meminjam uang dari ECB sebagai senjata ekstra untuk melawan penyebaran krisis. “Posisi Prancis adalah mencegah penyebaran dengan menjadikan EFSF memiliki lisensi perbankan,” kata Baroin. Namun, Kanselir Jerman Angela Merkel menegaskan Berlin akan menolak tekanan untuk mendorong ECB agar mengambil langkah yang lebih jauh dalam penyelesaian krisis utang. saying European Union rules prohibited such action. Merkel menambahkan, aturan Uni Eropa melarang hal tersebut. Menurut Merkel, satu-satu cara untuk mengembalikan kepercayaan pasar adalah melaksanakan kesepakatan reformasi ekonomi dan membangun serikat politik Eropa lebih dekat dengan mengubah perjanjian Uni Eropa. Pembuat kebijakan ECB terus menolak tekanan internasional untuk campur tangan lebih dalam sebagai pemberi pinjaman yang terakhir. Pembuat kebijakan mendorong pemerintah untuk mengatasi krisis utang melalui langkah-langkah penghematan dan reformasi.