kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.328   26,00   0,16%
  • IDX 7.398   86,28   1,18%
  • KOMPAS100 1.045   8,58   0,83%
  • LQ45 789   3,60   0,46%
  • ISSI 248   5,04   2,07%
  • IDX30 409   1,66   0,41%
  • IDXHIDIV20 466   1,61   0,35%
  • IDX80 118   1,07   0,92%
  • IDXV30 119   0,63   0,53%
  • IDXQ30 130   0,11   0,08%

Buffett Jual Saham Bank of America, Beli Saham Monster yang Naik 1.700% Sejak 2011


Senin, 21 Juli 2025 / 19:55 WIB
Buffett Jual Saham Bank of America, Beli Saham Monster yang Naik 1.700% Sejak 2011
ILUSTRASI. Investor legendaris Warren Buffett dikenal dengan pendekatan investasi jangka panjang dan berorientasi pada nilai (value investing). REUTERS/Scott Morgan


Sumber: The Motley Fool | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor legendaris Warren Buffett dikenal dengan pendekatan investasi jangka panjang dan berorientasi pada nilai (value investing).

Lewat perusahaannya, Berkshire Hathaway (NYSE: BRK.A, BRK.B), ia berhasil mengubah sebuah perusahaan tekstil kecil menjadi raksasa bernilai triliunan dolar AS, dengan imbal hasil rata-rata 20% per tahun sejak enam dekade lalu.

Karena rekam jejaknya yang luar biasa, banyak investor selalu mengikuti pergerakan portofolio Buffett—mencari petunjuk dari saham yang ia beli dan jual. Pada kuartal pertama tahun ini, dua transaksi Buffett menarik perhatian: penjualan sebagian saham Bank of America dan penambahan saham Domino’s Pizza.

1. Warren Buffett Kurangi Kepemilikan di Bank of America

Buffett menjual 48,66 juta lembar saham Bank of America (NYSE: BAC) pada kuartal pertama 2025. Meski jumlah itu hanya mengurangi sekitar 7% dari total kepemilikannya, Bank of America tetap menjadi holding terbesar keempat dalam portofolio Berkshire Hathaway.

Saham BAC sendiri telah melonjak 520% sejak Buffett pertama kali membelinya pada Agustus 2011.

Baca Juga: Inilah 5 Aset Pendapatan Pasif Terbaik ala Warren Buffett, Duit Terus Mengalir

Bank of America merupakan bank terbesar kedua di AS berdasarkan simpanan domestik dan bank investasi terbesar ketiga berdasarkan pendapatan dari biaya jasa. Sebagian besar pendapatannya berasal dari pendapatan bunga, sehingga sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga.

Dalam upaya meningkatkan efisiensi, Bank of America telah memanfaatkan kecerdasan buatan (AI). Asisten virtual mereka, Erica, membantu nasabah mengelola keuangan dan berhasil menurunkan panggilan ke pusat layanan sebesar 50%. Selain itu, AI generatif digunakan untuk merangkum riset pasar dan membantu pengembang dalam proyek pemrograman.

Pada kuartal kedua, Bank of America mencatatkan kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 7% menjadi US$14,7 miliar. Pendapatan non-bunga naik kurang dari 1%. Secara keseluruhan, laba GAAP meningkat 7% menjadi US$0,89 per saham terdilusi.

Meskipun fundamentalnya kuat, saham Bank of America diperdagangkan pada 1,7 kali nilai buku berwujud, sedikit lebih tinggi dari rata-rata 10 tahunnya di 1,5 kali. Valuasi yang mulai mahal dan potensi penurunan suku bunga kemungkinan menjadi alasan Buffett mengurangi eksposurnya.

Namun, analis Wall Street tetap optimistis. Harga target median sebesar US$54 per saham menunjukkan potensi kenaikan 14% dari harga saat ini di US$47,30.

2. Buffett Tambah Kepemilikan di Domino’s Pizza

Di sisi lain, Buffett justru menambah 238.613 saham Domino’s Pizza (NASDAQ: DPZ)—kenaikan sekitar 10% dari kepemilikan sebelumnya. Meskipun posisinya masih tergolong kecil, keputusan ini menarik karena saham DPZ telah naik 1.700% sejak 2011.

Baca Juga: 5 Cara Warren Buffett untuk Tetap Kaya Raya di Masa Sulit

Domino’s merupakan perusahaan pizza terbesar di dunia, didukung oleh inovasi seperti anywhere ordering, pinpoint delivery, serta kemitraan strategis dengan Uber dan DoorDash. Perusahaan juga meningkatkan rantai pasok dengan memindahkan produksi adonan ke fasilitas regional, menjaga konsistensi rasa di seluruh gerai.

Domino’s aktif melakukan inovasi menu (contoh: pizza crust isi keju parmesan) dan kampanye promosi, yang terbukti berhasil mengungguli pesaing seperti Papa John’s dan Pizza Hut (milik Yum! Brands) dalam pertumbuhan penjualan toko sejenis.

Selain itu, Domino’s mengimplementasikan AI untuk memprediksi pesanan, memeriksa visual kualitas produk, dan menganalisis komentar pelanggan di media sosial.

Pada kuartal pertama, pendapatan Domino’s naik 2,5% menjadi US$1,1 miliar, sedangkan laba GAAP meningkat 21% menjadi US$4,33 per saham terdilusi. CEO Russell Weiner menyatakan perusahaan berhasil merebut pangsa pasar, meskipun tidak mencapai target menengah dalam rencana "Hungry for More" yang diumumkan pada 2023.

Selanjutnya: Pemerintah Berencana Naikkan Tarif Ojol hingga 15%, YLKI Khawatirkan Efek Domino

Menarik Dibaca: Kenali Masalah Urologi Pria Lewat Gejala dan Solusinya




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×