kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Prancis mencatat jumlah kematian corona harian tertinggi mencapai 833 kasus


Selasa, 07 April 2020 / 09:46 WIB
Prancis mencatat jumlah kematian corona harian tertinggi mencapai 833 kasus
ILUSTRASI. Petugas mengantar peti mati di Paris. REUTERS/Gonzalo Fuentes T


Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - PARIS. Prancis telah melaporkan 833 kematian akibat virus corona baru dalam satu hari terakhir. Ini merupakan jumlah kematian harian tertinggi sejak dimulainya wabah tersebut di negara tersebut.

Mengutip BBC, jumlah total orang yang meninggal dunia setelah tes dites positif Covid-19 sekarang mencapai 8.911 orang. Sementara, total jumlah infeksi adalah 98.010 kasus.

"Kami belum mencapai akhir dari kenaikan epidemi ini," kata Menteri Kesehatan Prancis Olivier Véran.

Baca Juga: PM Inggris dipindahkan ke perawatan intensif, begini reaksi dunia

Bagaimana angka terbaru dari Perancis?

Data yang dirilis oleh kementerian kesehatan Prancis pada Senin malam menunjukkan, 605 orang telah meninggal di rumah sakit selama 24 jam terakhir dan 228 lainnya meninggal di panti jompo. Angka keduanya meningkat 10%.

"Belum berakhir. Jauh dari itu. Jalannya panjang. Angka-angka yang telah saya umumkan menunjukkan ini," kata Véran kepada BBC. "Tetap di rumah dan lanjutkan upaya pengurungan ini."

Meskipun demikian ada beberapa berita positif, di mana jumlah orang yang dirawat di perawatan intensif hanya naik 1,3% menjadi 7.072.

Baca Juga: Iran: Donald Trump lebih berbahaya daripada virus corona

Véran mengatakan pemerintah juga akan memulai "operasi besar" untuk menyaring panti jompo, yang merupakan 27% dari jumlah korban jiwa, untuk melindungi warga dengan lebih baik.

Menteri Kesetaraan Prancis Marlène Schiappa mengatakan, hotline penyalahgunaan telah dibuat untuk para pelaku kekerasan dalam rumah tangga untuk mencari bantuan, ketika ada keluarga berjuang di bawah pengurungan.

Apa yang terjadi di tempat lain di Eropa?

Pandemi telah merenggut lebih dari 50.000 jiwa di seluruh benua.

Korban tewas di Italia adalah yang tertinggi di dunia, mencapai di 16.523 kasus.

Pada hari Senin, pemerintah Italia melaporkan 636 kematian baru. Angka itu 111 lebih tinggi dari angka kematian Minggu, namun tetap 45 lebih rendah dari posisi Sabtu. Jumlah infeksi baru meningkat 1.941, tetapi terus mengalami  tren penurunan.

Baca Juga: Waduh, kasus virus corona baru di China bertambah 30 pada Sabtu (4/4)

Di Spanyol, negara terparah kedua di dunia, jumlah kematian setiap hari terus menurun. Kondisi ini meningkatkan harapan bahwa negara itu telah melewati puncak wabah. Peningkatan hari Senin sebanyak 637 kasus, merupakan angka terendah selama 13 hari terakhir. Jika ditotal, berarti 13.055 orang telah meninggal akibat virus ini.

María José Sierra, wakil kepala komite darurat kesehatan Spanyol, mengatakan tingkat pertumbuhan wabah tampaknya melambat "di hampir setiap wilayah".

Di Inggris, Departemen Kesehatan mengatakan pada hari Senin bahwa ada penambahan 439 orang yang telah meninggal di rumah sakit setelah dites positif terkena virus corona. Sehingga, jumlah keseluruhannya menjadi 5.373.

Baca Juga: Ingat, Bandara Internasional Phuket Thailand mulai ditutup pada 10 April 2020

Ini adalah hari kedua berturut-turut angka kematian Inggris telah menurun. Tetapi Profesor Dame Angela McLean, wakil kepala penasihat ilmiah pemerintah, mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah jarak sosial mulai menunjukkan hasil positif dan penyebaran wabah mulai melambat.

Sementara itu, Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen mengumumkan rencana untuk membuka kembali sekolah dasar mulai 15 April, dan tampaknya akan secara bertahap mengurangi penutupan.

Baca Juga: Dubai berlakukan lockdown dua pekan, Jeddah lockdown di tujuh wilayah

Tetapi dia memperingatkan bahwa itu hanya akan terjadi jika orang menghormati tindakan saat ini dan jumlah infeksi tetap stabil.

"Ini mungkin akan sedikit seperti berjalan di atas tali. Jika kita berdiri diam di sepanjang jalan kita bisa jatuh dan jika kita terlalu cepat itu bisa salah. Karena itu, kita harus mengambil satu langkah hati-hati pada suatu waktu," katanya kepada pengarahan di hadapan wartawan seperti dikutip BBC

Baca Juga: IMF: Virus corona dorong dunia ke dalam resesi yang lebih buruk dari krisis 2008

Kanselir Austria Sebastian Kurz juga mengatakan dia mempertimbangkan apakah akan mengurangi pembatasan, termasuk mengizinkan beberapa toko yang tidak penting untuk dibuka kembali setelah Paskah.




TERBARU

[X]
×