Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Stephen Hawking, ilmuwan terkemuka yang dikenal luas dengan teori-teorinya yang mengguncang dunia, pernah mengeluarkan peringatan keras tentang masa depan Bumi.
Sebelum kepergiannya pada tahun 2018, Hawking memperkirakan bahwa jika kita tidak segera mengubah perilaku global, planet kita mungkin akan hancur lebih cepat dari yang kita perkirakan.
Ancaman Kiamat Menurut Stephen Hawking
Mengutip ladbible.com, dalam pidatonya pada acara Tencent WE Summit tahun 2017, Hawking menyoroti bagaimana pertumbuhan populasi yang pesat dan konsumsi energi yang tak terkendali bisa mengubah Bumi menjadi "bola api raksasa".
Baca Juga: Mengenal Apa Itu Black Hole atau Lubang Hitam, Begini Penjelasannya
Menurutnya, dengan laju pertumbuhan populasi yang berlipat ganda setiap 40 tahun, bumi akan mencapai titik jenuh pada tahun 2600, di mana permukaan bumi penuh sesak dan energi yang digunakan menyebabkan planet ini memanas hingga bersinar merah.
Hawking menyatakan bahwa skenario ini “tidak dapat dipertahankan” dan menggambarkannya sebagai akibat dari pertumbuhan eksponensial yang tidak akan bisa terus berlangsung hingga milenium berikutnya.
Selain itu, ia menyoroti bahwa kondisi ini akan diperparah oleh pemanasan global, perubahan iklim, dan efek rumah kaca.
Dukungan NASA Terhadap Kekhawatiran Global
Meskipun terdapat laporan yang mengatakan bahwa NASA mendukung klaim-klaim Hawking, badan antariksa ini menegaskan bahwa mereka tidak pernah secara langsung mengonfirmasi prediksi-prediksi tersebut.
Namun, NASA memang mengakui adanya ancaman global terhadap kemanusiaan dan terus memantau kondisi bumi dari luar angkasa untuk memberikan data yang berguna bagi keberlangsungan hidup manusia.
Baca Juga: Fisikawan Stephen Hawking meninggal dunia di usia 76 tahun
Dalam lebih dari 50 tahun, NASA telah mengumpulkan informasi penting terkait lingkungan yang hanya bisa diperoleh dari luar angkasa, sesuai dengan beberapa isu yang disoroti oleh Hawking.
Faktor Lain yang Mengancam Keberlangsungan Hidup Bumi
Hawking mengakui bahwa peluang terjadinya bencana besar dalam setahun mungkin rendah, tetapi kemungkinan tersebut akan meningkat seiring berjalannya waktu, menjadi hampir pasti dalam seribu atau sepuluh ribu tahun.
Baca Juga: 7 Universitas tertua di dunia, kebanyakan ada di Eropa
Selain perubahan iklim, ia memperingatkan tentang bahaya perang nuklir, kecerdasan buatan, dan pandemi sebagai ancaman besar lainnya. Saat ini, sebagian dari prediksi tersebut mulai terlihat: dunia telah menghadapi pandemi dan risiko teknologi yang semakin kompleks.
Apakah masih ada waktu bagi umat manusia untuk melakukan perubahan besar dan menyelamatkan masa depan bumi? Pandangan Hawking memberikan gambaran jelas bahwa, jika tidak ada tindakan serius, ancaman ini bisa datang lebih cepat dari yang kita duga.