Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
Pejabat AS dan Filipina bertemu pada Kamis (11/2) untuk menyelesaikan perbedaan atas VFA, yang pertama di bawah pemerintahan Presiden AS Joe Biden, yang telah menegaskan kembali aliansi tersebut dalam menghadapi meningkatnya ketegasan China di Laut China Selatan.
"(Amerika Serikat) bebas untuk menempatkan pasukan mereka di tanah kami. Hanya, Kami tidak suka karena kami ingin tetap netral," kata Duterte. “Tapi, urgensi saat ini membutuhkan kehadiran mereka di sini, saya setuju dengan itu”.
Hubungan antara Amerika Serikat dan Filipina diperumit oleh naiknya Duterte ke tampuk kekuasaan pada 2016, serta pernyataannya yang sering mengecam kebijakan luar negeri AS, dan sikap terbuka terhadap China.
Duterte menegaskan kembali, dia ingin menghindari konfrontasi dengan China atas klaim maritim yang "akan mengarah pada sesuatu yang sulit kami beli".