Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Presiden El Salvador Nayib Bukele menyatakan terbuka untuk tetap berkuasa hingga satu dekade ke depan. Bukele, yang pertama kali menjabat pada 2019 dan kini memasuki periode kedua yang oleh para pengkritik disebut inkonstitusional, menyampaikan pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara video.
“Jika itu terserah saya, saya akan bertahan selama 10 tahun lagi,” kata Bukele dalam wawancara yang diunggah YouTuber asal Spanyol, TheGrefg, pada Senin (29/12/2025).
Ia menambahkan bahwa sebelumnya ia dan sang istri sempat sepakat dirinya akan meninggalkan dunia politik pada 2029.
El Salvador dijadwalkan menggelar pemilihan presiden berikutnya pada 2027, untuk menentukan pemimpin negara hingga 2033.
Baca Juga: Apa Itu Kemerdekaan Taiwan dan Apakah Taiwan Sudah Merdeka?
Bukele akan memenuhi syarat mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga setelah parlemen yang dikuasai partai pendukung pemerintah meloloskan reformasi konstitusi pada Juli lalu.
Reformasi tersebut menghapus batasan masa jabatan presiden, memajukan jadwal pemilu, serta memperpanjang masa jabatan presiden dari lima menjadi enam tahun.
Langkah Bukele memperpanjang kekuasaan menuai kritik dari pakar hukum di dalam dan luar negeri. Konstitusi El Salvador sebelumnya secara tegas melarang pemilihan ulang presiden secara berturut-turut dalam setidaknya enam pasal.
Meski demikian, pada awal 2024, Bukele memenangkan masa jabatan keduanya dengan kemenangan telak, meskipun larangan konstitusional masih menjadi perdebatan.
Presiden berusia 44 tahun yang berlatar belakang humas tersebut menikmati tingkat popularitas yang sangat tinggi, bahkan disebut sebagai salah satu yang tertinggi di dunia.
Baca Juga: China Gelar Latihan Tembak Langsung Terbesar di Sekitar Taiwan
Popularitas ini didorong oleh kebijakan keras terhadap kejahatan yang berhasil menekan angka pembunuhan secara signifikan.
Namun, para pengkritik menilai keberhasilan tersebut dicapai dengan mengorbankan hak-hak sipil. Mereka menuduh terjadi penahanan sewenang-wenang, penyiksaan, hingga kematian tahanan selama berada dalam tahanan negara.
Bukele, yang pernah menyebut dirinya di akun media sosialnya sebagai “diktator paling keren di dunia”, menegaskan tidak berniat membangun kediktatoran di El Salvador.
Ia mengatakan keputusan apakah dirinya akan terus berkuasa sepenuhnya berada di tangan rakyat El Salvador.













