Sumber: Reuters | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - LIMA. Presiden Peru Jose Jeri bergegas membentuk pemerintahan baru setelah menjabat pada hari Jumat (10/10), mencari nama-nama yang dapat membantu meredakan kemarahan publik yang meluas atas meningkatnya kejahatan dan korupsi menjelang pemilu tahun depan.
Jeri kini sedang menyusun kabinetnya yang beranggotakan 19 orang, dua sumber di kantornya mengatakan kepada Reuters, sebuah ujian penting dalam upayanya membentuk kabinet konsensus untuk menenangkan negara yang bergejolak.
Pria berusia 38 tahun itu menjabat setelah pendahulunya, Dina Boluarte, digulingkan dalam sidang kongres yang berlangsung semalam.
Kongres memilih untuk memberhentikan pemimpin yang sangat tidak populer tersebut karena ketidakmampuan moral setelah meningkatnya kemarahan publik dan protes atas lonjakan kejahatan yang telah menyebabkan pemerasan dan pembunuhan meroket.
Baca Juga: Gedung Putih Umumkan PHK Besar-Besaran Telah Dimulai
Kemarahan publik memuncak setelah salah satu band cumbia paling populer di negara itu diserang di tengah konser pada hari Rabu di sebuah tempat milik tentara Peru. Kongres mengajukan beberapa mosi untuk memakzulkan Boluarte pada hari Kamis.
Jeri, seorang politisi konservatif yang juga terlibat dalam kontroversi, termasuk penyelidikan pelecehan seksual yang ditangguhkan dan tuduhan korupsi yang dibantahnya, adalah presiden ketujuh Peru sejak 2016.
Sebagian besar pendahulunya selama sembilan tahun terakhir telah dicopot dari jabatannya atau mengundurkan diri di tengah skandal, dan beberapa warga Peru bereaksi terhadap perubahan presiden terbaru ini dengan skeptis.
"Mengenai Presiden Jeri, kami juga tidak terlalu percaya padanya, tetapi sayangnya, tidak ada orang lain yang dapat mengendalikannya," kata Edwar Sandoval, seorang pembeli di sebuah pasar populer di Lima. "Semoga Tuhan membantu kami."
Jeri menegaskan bahwa ia memiliki rekam jejak yang bersih dan menyerukan persatuan dalam pidato pertamanya sebagai presiden.
"Sudah waktunya untuk meminta maaf atas kesalahan apa pun yang mungkin telah dibuat," kata Jeri.
Kepada seluruh rakyat Peru, saya menyampaikan permohonan maaf dan sebuah janji untuk mulai membangun dan meletakkan fondasi negara, melalui empati, memungkinkan terwujudnya rekonsiliasi di antara seluruh rakyat Peru.
Sementara itu, Kedutaan Besar AS di Peru menyatakan bahwa pemerintahnya berkomitmen untuk bekerja sama dengan Jeri dalam prioritas paling mendesak seiring negara tersebut mempersiapkan pemilu tahun depan.
Jeri, yang memimpin Kongres sebelum menjadi presiden, kini akan menyelesaikan masa jabatan presidennya yang berakhir pada bulan Juli. Pemilihan umum dijadwalkan pada bulan April.
Baca Juga: Wall Street Anjlok, Trump Kerek Tarif Impor Tiongkok 100%