Sumber: CNA | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - SEOUL. Presiden sementara Korea Selatan Han Duck-soo mengatakan dalam rapat Kabinet pada hari Selasa (22 April) bahwa ia mengharapkan pembicaraan dagang minggu ini dengan Amerika Serikat akan membuka jalan menuju solusi yang saling menguntungkan.
Menteri Keuangan Choi Sang-mok dan Menteri Perindustrian Ahn Duk-geun akan menghadiri pertemuan gabungan dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer pada tanggal 24 April di Washington pukul 8 pagi (7 pagi, waktu Singapura).
Pertemuan tersebut dijadwalkan atas permintaan AS, kata Han.
Choi mengatakan kepada wartawan di bandara Seoul sebelum keberangkatannya pada hari Selasa bahwa ia bermaksud untuk kembali setelah "membuka pintu" untuk diskusi yang akan memperkuat aliansi antara Korea Selatan dan AS.
Menteri perindustrian dijadwalkan berangkat pada hari Rabu.
Baca Juga: Unilever Ancam Hentikan Pendanaan untuk Yayasan Ben & Jerry's
Agenda pembicaraan dagang "sedang dikoordinasikan dengan AS dan belum dikonfirmasi", kata kementerian perindustrian dalam sebuah pernyataan.
Komentar tersebut menanggapi berita pada hari Senin oleh surat kabar Maeil Business Korea Selatan yang melaporkan agenda pembicaraan tersebut mencakup diskusi tentang bergabungnya Seoul dengan upaya AS untuk mengekang perdagangan dengan China, tanpa mengutip sumber yang jelas.
China pada hari Senin menuduh Washington menyalahgunakan tarif dan memperingatkan negara-negara agar tidak mencapai kesepakatan ekonomi yang lebih luas dengan AS yang akan merugikannya.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengatakan pembagian biaya pertahanan atas kehadiran pasukan AS di Korea Selatan akan menjadi bagian dari negosiasi "one-stop shopping" dengan Seoul dan Han mengatakan pada hari Senin bahwa proses konsultasi dengan AS "mungkin tidak mudah".
Pejabat Korea Selatan mengatakan kerja sama dalam pembuatan kapal adalah "kartu yang sangat penting" yang dimiliki negara tersebut, sementara partisipasi dalam proyek gas Alaska dapat menjadi bagian dari paket negosiasi, tetapi biaya pertahanan tidak termasuk dalam negosiasi.
Baca Juga: Panas! Panel Surya Asia Tenggara Kena Tarif Tinggi dari Amerika